Uban Perdana



 Pembukaan
Ritual ngaca di spion pagi ini terasa berbeda. Tiba-tiba aku merasakan sebuah pengalaman seperti dua puluh tahun yang lalu, ketika pertama kali aku menyadari tumbuhnya kumis di bawah hidungku. Rambut halus yang mencirikan kelelakian itu tumbuh tanpa kenal jera, walau sering kuhabisi. Menurutku, untuk tipe wajahku ini jenggot tipis akan membuat terlihat lebih keren dari pada aksesoris berujud kumis. Untuk Bang Foke, tentu lebih keren pakai kumis. Dan tentunya bukan karena seorang Rhoma Irama aku memelihara jenggot dan membabat kumis, meski sekarang aku kenal beberapa lagunya (Itu juga belakangan, karena teman kerjaku fans beliau. Ehm..! Yang bernama Dr Jamal harap mengaku)

Ritual ngaca di spion pagi ini menghasilkan penemuan menakjubkan: sehelai uban bertengger anggun di bagian kanan belakang kepalaku. Single, tampil beda dan dengan penuh keyakinan ia menampakkan diri di spion yang selalu jujur ini.
Wow! -minus koprol- aku berseru keras dalam hati. Tadinya aku kira ini rambut biasa yang berkilau memantulkan sinar karena polesan minyak rambut. Ternyata ini  memang rambut putih. It's amazing! Tiga puluh enam usiaku, dan baru hari ini aku melihat uban punya sendiri, secara live!

Mungkin kamu heran, kok lebay sekali ngelihat uban saja segitunya. Aku akan jawab: ya, benar. Tidak tahu kenapa, di saat orang yang ubanan ingin terlihat muda dengan menyemir rambutnya, aku malah ingin punya uban. Kataku, uban itu keren. Bikin orang ganteng jadi tambah ganteng (jangan batuk ya baca ini) Bertahun aku menantikannya. Aku pernah cemburu kepada rekan yang usianya lebih muda dariku namun sudah sukses menyemai uban.
Aku malah heran kala melihat orang berusaha mencabut uban yang baru satu dua nongol di kepala. Eman-eman...kataku.

Uban, bagiku adalah penanda bahwa seorang manusia memasuki adult period. Uban, adalah pegingat.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi Shalallahu Alaihi wa-sallam bersabda ; “Janganlah kalian mencabut uban! Sesungguhnya uban itu adalah cahaya pada hari kiamat . Barangsiapa yang tumbuh ubannya ketika Islam niscaya dicatatkan untuknya dengan uban itu satu kebaikan, dihapus dari orang itu satu kesalahan(dosa) dan ia ditinggikan satu derjat baginya dengan uban itu” (HR Ahmad dalam Al-Fath Ar Rabbani 17/315, At Thirmidzi (2821),Ibnu Majah (3721) dan Ibnu Hibban. Sedangkan dalam shahih At-Targhib wat Tarhib Al Albani berkata “hadis ini hasan shahih'

Asyiiiik... Uban memang 'ajib.

Di satu sisi aku merinding membaca komentar seorang shalih:
Abdul Aziz bin Abu Rawwad berkata kepada seseorang: “Barangsiapa yang tidak bisa mengambil nasehat dari tiga hal, berarti dia tidak akan bisa diperingatkan dengan apapun , yaitu Islam, Al-Quran dan uban” (Shifatush Shafwah , Ibnu Al- Jauzi : 1/ 470)

Langsung Penutup
Wahai Allah, yang menciptakan dan menumbuhkanku
Yang menghidupkan dan mematikanku
Terima kasih atas anugerah umur yang Engkau karuniakan
Terima kasih atas uban yang Engkau perlihatkan kepadaku
Seiring rasa takjubku atas uban yang Engkau beri,
Ampunilah aku
Baikkanlah aku
Terimalah taubatku
Sehatkanlah aku
Jadikanlah aku pemberi manfaat yang banyak bagi manusia
Hidupkanlah aku dalam ridhaMu
dan pada saatnya nanti matikanlah aku dalam persaksian akan Engkau

#terpesona.oleh.uban

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Seperti gunung es, kejadian gangguan stres pasca trauma ini banyak dialami manusia, lebih banyak dari yang dikenali karena berobat/menyampaikan keluhan.  Hal ini dikarenakan banyak sekali pengalaman yang berpotensi memunculkan PTSD.
Banyak dari kita memiliki pengalaman-pengalaman traumatis – ditinggal oleh orang yang dicintai, menderita penyakit serius, perceraian, kecelakaan, pelecehan seksual, melihat kejadian mengerikan dan lain-lain. Pada saat itu, kita mungkin akan merasa sangat gelisah atau takut, atau mengalami kesedihan yang mendalam. Tetapi biasanya rasa sakit hati akan berlalu, dan kehidupan menjadi lebih normal.
Namun pada sementara orang  yang mengalami suatu kejadian yang menakutkan atau pengalaman yang mengubah situasi kehidupan akan mengalami stress berat di mana ingatan-ingatan itu tidak berkurang, bahkan untuk sesaat. Pada beberapa orang, pengalaman di atas sangat ekstrem sehingga mereka tidak dapat menerima kenyataan yang dialami. Seseorang yang merasa seperti ini mungkin menderita Post Traumatic Stress Disorder, atau PTSD.

A. Pengertian Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Trauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka (Cerney, dalam Pickett, 1998). Kata trauma digunakan untuk menggambarkan kejadian atau situasi yang dialami oleh korban. Kejadian atau pengalaman traumatik akan dihayati secara berbeda-beda antara individu yang satu dengan lainnya, sehingga setiap orang akan memiliki reaksi yang berbeda pula pada saat menghadapi kejadian yang traumatik. Pengalaman traumatik adalah suatu kejadian yang dialami atau disaksikan oleh individu, yang mengancam keselamatan dirinya (Lonergan, 1999). Oleh sebab itu, merupakan suatu hal yang wajar ketika seseorang mengalami shock baik secara fisik maupun emosional sebagai suatu reaksi stres atas kejadian traumatik tersebut. Kadangkala efek aftershock ini baru terjadi setelah beberapa jam, hari, atau bahkan berminggu-minggu.
Menurut Kaplan dan sadock (1997) dalam bukunya synopsis psikiatri, pasien yang diklasifikasikan sebagai penderita gangguan stres paska trauma, mereka harus mengalami suatu stres emosional yang besar yang menyebabkan traumatik bagi hampIr setiap orang.
Menurut Stamm (1999), stres traumatik merupakan suatu reaksi yang alamiah terhadap peristiwa yang mengandung kekerasan (seperti kekerasan kelompok, pemerkosaan, kecelakaan, dan bencana alam) atau kondisi dalam kehidupan yang mengerikan (seperti kemiskinan, deprivasi, dll). Kondisi tersebut disebut juga dengan stres pasca traumatik (atau Post Traumatic Stress Disorder/ PTSD).
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa PTSD adalah sejenis gangguan kecemasan umum yang berkembang setelah mengalami kejadian yang menakutkan atau serangan fisik maupun perasaan terancam. Dimana, gejalanya dapat berupa pengalaman kembali kejadian traumatis, lebih sensitive, dan penumpulan emosi.

B. Penyebab PTSD
Seseorang mengembangkan PTSD adalah akibat respon terhadap suatu trauma yang ekstrem – sebuah kejadian yang mengerikan yang seseorang alami, saksikan, atau dipelajari, terutama yang mengancam hidup atau yang menyebabkan penderitaan fisik. Pengalaman tersebut menyebabkan seseorang merasakan takut yang sangat kuat, atau perasaan tidak berdaya.
Kaplan dan Sadock (1997) mengatakan bahwa gangguan stress paska traumatic dapat tampak pada setiap usia, namun paling menonjol pada dewasa muda, karena sifat situasi yang mencetuskannya. Untuk wanita, paling sering adalah penyerangan dan pemerkosaan. Jumlah perempuan yang mengalami trauma adalah dua kali dibandingkan dengan kaum pria. Gangguan kemungkinan terjadi pada mereka yang sendirian, bercerai, janda, mengalami gangguan ekonomi, atau menarik diri secara sosial.

C. Gejala PTSD
Gejala-gejala Stres pasca trauma adalah sebagai berikut:
1.      Terdapat stressor yang berat dan jelas (kekerasan, perkosaan, bencana, perang,dll), yang akan menimbulkan gejala penderitaan yang berarti bagi hampir setiap orang.
2.      Penghayatan yang berulang dari trauma itu yang dibuktikan oleh terdapatnya paling sedikit satu dari hal berikut:
  • Ingatan berulang dan menonjol tentang peristiwa itu
  • Mimpi-mimpi yang berulang dari peristiwa itu
  • Timbulnya secara tiba-tiba perilaku atau perasaan, seolah-olah peristiwa traumatic itu sedang timbul kembali, karena berkaitan dengan suatu gagasan atau stimulus/rangsangan.
3.      Penumpulan respon terhadap dunia luar atau berkurangnya hubungan dengan dunia luar, yang mulai beberapa waktu sesudah trauma, dan dinyatakan paling sedikit satu dari hal berikut:
  • Berkurangnya secara jelas minat terhadap satu atau lebih aktivitas yang cukup berarti
  • Perasaan terlepas atau terasing dari orang lain
  • Afek  (alam persaan) yang menyempit atau afek depresif (murung,sedih, putus asa)
4.      Paling sedikit ada dua dari gejala-gejala berikut ini yang tidak ada sebelum trauma terjadi, yaitu:
  • Kewaspadaan atau reaksi terkejut berlebihan
  • Gangguan tidur (disertai mimpi-mimpi yang mengelisahkan)
  • Persaan bersalah karena lolos dari bahaya maut, sedangkan orang lain tidak, atau merasa bersalah tentang perbuatan yang dilakukannya agar tetap hidup
  • Kesukaran konsentrasi
  • Penghindaran diri dari aktivitas yang membangkitkan ingatan tentang peristiwa traumatik itu

Efek Plasebo dalam Terapi


Kata latin 'plasebo' berarti 'saya akan menyenangkanmu'. Ini ada dalam kitab Mazmur 116 : 'saya akan menyenangkan orang mati di negeri orang-orang hidup'. Ceritanya, pada abad pertengahan ada tradisi pelayat yang disewa untuk menyenangkan orang berduka. Karena  hadirnya pelayat yang disewa  dengan kedukaan mereka yang tulus, maka disebutlah mereka 'placebos’. Kata itu pertama kali digunakan dalam konteks obat sejak abad ke-18, ketika itu diterapkan untuk menamai obat-obatan yang menyembuhkan penyakit tanpa dikenalinya  sifat obat tersebut. John Haygarth, dokter Inggris pada 1801 menyatakan bahwa ada efek yang luar biasa dari keyakinan dan antusiasme pasien terhadap kesembuhan penyakit.
Sepanjang sejarah pengobatan, placebo  atau 'pleasers' selalu turut berperan dalam menyembuhkan . Hanya oleh karena percaya/yakin terhadap dalam pil atau ramuan yang diberikan , bahkan jika mereka tidak mempunyai sifat farmakologis, pasien seringkali mendapatkan bantuan sembuh dari penderitaannya. Voltaire pernah berkata, 'seni pengobatan ada pada kesenangan pasien sementara pada saat yang sama alam menyembuhkan penyakit itu'.  Karena menariknya efek placebo, tahun ini Universitas Harvard telah membuka sebuah institut di Beth Israel Deaconess Medical Center di kota Boston  untuk mengkaji secara mendalam bagaimana placebo bekerja .
Meskipun kedokteran modern telah menempati posisi sebagi sains (yang cenderung kaku) , mereka yang tertarik untuk penelitian plasebo percaya,  sebagaimana kata Voltaire bahwa pengobatan  itu juga adalah sebuah karya seni. Dan ini adalah seni dari pengobatan: bahwa interkasi yang kompleks antara dokter dengan pasien memberikan andil yang berarti bagi kesembuhan pasien secara menyeluruh. Tidak jarang saya menemukan pasien yang fanatik dengan dokter tertentu, dikarenakan rasa percaya bahkan baru bertemu saja separuh penyakitnya sudah hilang. Ini benar, lho…
Hipnoterapi atau berbagai jenis psikoterapi lain mengunakan asas kepercayaan dan kemauan, dan menurut para ahli  dan ini adalah bagian dari apa yang disebut efek plasebo. Dalam hipnoterapi, efek placebo ini dapat diamplifikasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan respon neurohumoral  yang menguntungkan pasien. Dengan prinsip mind, spirit and body connection, bahwa ada hubungan tak terpisahkan antara pikiran, jiwa dan tubuh yang sudah umum dipahami maka efek placebo menjadi lebih mudah dimengerti.  Stres memicu maag, kecemasan memicu sakit kepala, hal seperti itu sudah lazim diketahui.Maka berlaku juga sebaliknya, ketenangan dan kesenangan membawa efek yang menyembuhkan.
Michael Specter menulis di New Yorker  dalam artikel berjudul The Power of Nothing mengenai sebuah penelitian terkini tentang placebo menunjukkan bahwa bukan hanya obat atau operasi yang membantu pasien, interaksi antara dokter dan pasien juga memiliki peran penyembuhan sendiri,  bahwa perkataan atau sikap dokter yang mengobati pasien  dapat merangsang endorfin di otak dan membuatnya merasa lebih baik sebelum ia mengkonsumsi obat-obatan atau menjalani operasi.  Meskipun obat-obatan farmasi dapat menyembuhkan penyakit pasien, namun pelibatan seni interpersonal mungkin memainkan peran lebih besar dalam penyembuhan pasien penyakit daripada yang kita percaya  sebelumnya. Dalam hipnoterapi dikenal adanya sugesti hipnosis, ini sama dengan placebo, hanya saja sugesti dapat di-amplify sedemian rupa dan di-manage hingga tercapai efek yang diharapkan, bahkan hingga efek anestesi (mati rasa/bius)
Psikoterapi merupakan suatu seni, bukan sebuah ilmu pengetahuan murni. Tentu saja, dalam menentukan terapi dengan tools yang beragam, tetap diperlukan  pengumpulan data empiris  dan hasil studi. Dari pengalaman para guru kita kita tahu yang mana yang bekerja terbaik untuk suatu kasus.  Terapis  menggunakan suatu  teknik yang telah terbukti berhasil  untuk membantu gejala kecemasan dan menggunakan teknik lain yang telah berhasil untuk mengatasi  PSTD . Terapis menggunakan teknik tertentu untuk membantu klien dengan tingkat ketakutan, dan menggunakan cara-cara lain untuk membantu klien dengan depresi . Tapi yang paling penting hasil studi baru-baru ini menunjukkan bahwa, pada akhirnya kualitas hubungan antara terapis dengan klien/pasien-lah yang sangat menentukan dalam psikoterapi.
Semoga bermanfaat :)

Agar Ingatan Kuat

Anda mulai pelupa? Kabarnya penurunan fungsi memori otak memang berkurang sejak usia 20-an dan terus menurun seiring bertambahnya usia.
Nah, ada beberapa tips yang dapat membantu mempertahankan kualitas memori otak Anda. Mari kita simak:

1. Biasakan sarapan.
Sebuah penelitian yang dipimpin Profesor Robin Kanarek di Universitas Tufts menyatakan bahwa orang-orang yang biasa mengabaikan sarapan memiliki gangguan memori yang cukup bermakna, hal ini dikarenakan otak memerlukan karbohidrat sebagai bahan bakar. Sebaiknya sarapan dengan karbohidrat komplek agar glukosa terpakai secara lepas lambat, oatmeal dan sereal itu bagus untuk substansia nigra (lapisan kulit otak yang berfungsi menyimpan memori) otak Anda.

2. Olahraga sebelum bekerja
Olahraga secukupnya membuat aliran darah yang membawa glukosa dan oksigen ke otak semakin lancar car car.... begitu kata Sandra Aamodt, PhD, co-author buku Welcome to Your Brain.
Orang yang melakukan olahraga semacam latihan kickboxing atau nge-dance mampu mengingat 20% lebih banyak kosakata daripada yang melakukan latihan terlalu ringan, ini menurut jurnal Neurobiology of Learning and Memory.

3.Ganti font di layar komputer Anda 
Jurnal Cognition menganjurkan agar sesekali Anda mengubah font memo di layar komputer atau laptop Anda. Hal ini dikatakan mampu meningkatkan memori jangka panjang Anda, dimana  otak mempelajari bentuk dan garis baru untuk satu hal yang sama.
Segera ubah font Times New Roman  Anda menjadi Arial atau Comic Sans. Kelihatan lebih segar, ya? Sesegar otak Anda :) 

4. Searching online satu jam sehari
Berdasar penelitian University of California, LA, mencari hal yang menarik atau Anda butuhkan di internet selama kurang lebih sejam sehari mampu merangsang lobus frontalis (bagian otak yang bertanggung jawab untuk memori jangka pendek). Kata DR Gary Small, sirkuit otak yang bertanggung jawab pada decision making, visual-spatial dan ketrampilan verbal terasah dengan berselancar di internet. Tetapi, imbuhnya, bukan asal surfing. Facebook-an tidak termasuk. 
Berselancar ke blog ini salah satu contoh baik, ya? Hahaha... Tentunya :)

5.Mengingat lokasi parkir kendaraan Anda
Begitu memarkir kendaraan Anda, berdiri di tempat itu 30 detik sambil memperhatikan sisi ke sisi setiap setengah detik secra bergantian. Latihan ini melatih memori jangka panjang dan mampu meningkatkan performa memori hingga 10%. Begitu tulis sebuah penelitian di Manchester Metropolitan University, Inggris.

6. Bersihkan sela gigi
Jonathan B. Levine, DMD,  associate professor di New York University, penulis buku Smile! menyatakan bahwa membersihkan sela gigi dengan dental flos menjaga memori otak. Wah, saya kok jadi teringat bahwa Rasulullah Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk bersiwak karena salah satu faidahnya adalah mencerdaskan otak. Wow!