Kata latin 'plasebo' berarti 'saya akan menyenangkanmu'. Ini ada dalam kitab Mazmur 116 : 'saya akan menyenangkan orang mati di negeri
orang-orang hidup'. Ceritanya, pada abad
pertengahan ada tradisi pelayat yang disewa untuk menyenangkan orang berduka. Karena hadirnya pelayat yang disewa dengan kedukaan mereka yang tulus, maka disebutlah
mereka 'placebos’. Kata itu pertama
kali digunakan dalam konteks obat sejak abad ke-18, ketika itu diterapkan
untuk menamai obat-obatan yang menyembuhkan penyakit tanpa dikenalinya sifat obat tersebut. John Haygarth, dokter Inggris pada 1801 menyatakan bahwa ada efek yang luar biasa dari keyakinan dan antusiasme pasien terhadap kesembuhan penyakit.
Sepanjang sejarah pengobatan, placebo atau 'pleasers' selalu turut berperan dalam
menyembuhkan . Hanya oleh karena percaya/yakin terhadap dalam pil atau ramuan
yang diberikan , bahkan jika mereka tidak mempunyai sifat farmakologis, pasien seringkali mendapatkan bantuan sembuh dari penderitaannya. Voltaire pernah berkata,
'seni pengobatan ada pada kesenangan pasien sementara pada saat yang sama alam menyembuhkan
penyakit itu'. Karena menariknya efek placebo,
tahun ini Universitas Harvard telah membuka sebuah institut di Beth Israel
Deaconess Medical Center di kota Boston untuk
mengkaji secara mendalam bagaimana placebo bekerja .
Meskipun kedokteran modern telah menempati posisi sebagi sains (yang cenderung kaku)
, mereka yang tertarik untuk penelitian plasebo percaya, sebagaimana kata Voltaire bahwa pengobatan itu juga adalah sebuah karya seni. Dan ini
adalah seni dari pengobatan: bahwa interkasi yang kompleks antara dokter dengan
pasien memberikan andil yang berarti bagi kesembuhan pasien secara menyeluruh.
Tidak jarang saya menemukan pasien yang fanatik dengan dokter tertentu,
dikarenakan rasa percaya bahkan baru bertemu saja separuh penyakitnya sudah hilang.
Ini benar, lho…
Hipnoterapi atau berbagai jenis psikoterapi lain mengunakan asas
kepercayaan dan kemauan, dan menurut para ahli dan ini adalah bagian dari apa yang disebut
efek plasebo. Dalam hipnoterapi, efek placebo ini dapat diamplifikasi
sedemikian rupa sehingga menghasilkan respon neurohumoral yang menguntungkan pasien. Dengan prinsip
mind, spirit and body connection, bahwa ada hubungan tak terpisahkan antara
pikiran, jiwa dan tubuh yang sudah umum dipahami maka efek placebo menjadi lebih mudah
dimengerti. Stres memicu maag, kecemasan
memicu sakit kepala, hal seperti itu sudah lazim diketahui.Maka berlaku juga sebaliknya, ketenangan dan kesenangan membawa efek yang menyembuhkan.
Michael Specter menulis di New Yorker dalam artikel berjudul The Power of Nothing mengenai sebuah penelitian terkini tentang placebo menunjukkan bahwa bukan hanya obat
atau operasi yang membantu pasien, interaksi antara dokter dan pasien juga
memiliki peran penyembuhan sendiri, bahwa perkataan atau sikap dokter yang mengobati pasien dapat merangsang endorfin di otak dan
membuatnya merasa lebih baik sebelum ia mengkonsumsi obat-obatan atau menjalani
operasi. Meskipun obat-obatan farmasi
dapat menyembuhkan penyakit pasien, namun pelibatan seni interpersonal mungkin memainkan peran lebih
besar dalam penyembuhan pasien penyakit daripada yang kita percaya sebelumnya. Dalam hipnoterapi dikenal adanya sugesti hipnosis, ini sama dengan placebo, hanya saja sugesti dapat di-amplify sedemian rupa dan di-manage hingga tercapai efek yang diharapkan, bahkan hingga efek anestesi (mati rasa/bius)
Psikoterapi merupakan suatu seni, bukan sebuah ilmu
pengetahuan murni. Tentu saja, dalam menentukan terapi dengan tools yang
beragam, tetap diperlukan pengumpulan
data empiris dan hasil studi. Dari
pengalaman para guru kita kita tahu yang mana yang bekerja terbaik untuk suatu
kasus. Terapis menggunakan suatu teknik yang telah terbukti berhasil untuk membantu gejala kecemasan dan menggunakan
teknik lain yang telah berhasil untuk mengatasi
PSTD . Terapis menggunakan teknik tertentu untuk membantu klien dengan
tingkat ketakutan, dan menggunakan cara-cara lain untuk membantu klien dengan depresi
. Tapi yang paling penting hasil studi baru-baru ini menunjukkan bahwa, pada
akhirnya kualitas hubungan antara terapis dengan klien/pasien-lah yang sangat
menentukan dalam psikoterapi.
Semoga bermanfaat :)
Semoga bermanfaat :)