Sambil bernostalgia, saya menulis catatan ini. Bagian penting ada di akhir catatan.
Saya punya kakak laki-laki yang doyan iseng. Saya masih ingat sebenar-benar ingat eksperimen-eksperimen yang ia lakukan kepada binatang di sekitar rumah kami. Ia membuat citho-citho untuk ngerjain ayam. Hehehe ada yang ingat dengtan citho-citho? Seekor ayam berubah menjadi pahlawan bertopeng dengan cara itu. Kebayang kan ada ayam jago berbadan kekar tapi jalannya doyong karena matanya ketutupan daun pisang? Itulah hiburan masa kecilku di Purwokerto jaman kuna lereng. Nggak asyik ya?
Sekali waktu warga dapur kami dihebohkan dengan seekor kucing yang lari lintang pukang. Macam lagi fashion show busana musim banjir , sang kucing bolak-balik dengan tas kresek nyangkut di kaki belakangnya. Rupanya kucing tetangga yang kabarnya playboy itu ketakutan setengah mati dengan suara kemresek yang terus mengikutinya kemanapun kaki melangkah, makin kencang lari makin keras pula suara nan berisik itu menguntitnya. Gak tau ilmunya sih, gitu aja panik. Jadi kasihan sang kucing, hilang sudah pesonanya. Ini pasti kerjaan kakak saya.
Lain waktu menjelang maghrib kakak saya ini ngerjain kampret alias kelelawar kampung. Mereka yang lagi TTS (terbang-terbang sore) girang bukan main melihat ada benda imut dari bumi melambung ke mereka punya langit. Nah, minta gue santap lu! Belom tahu yah, nih gue sukampret bin kampret -raja langit shift malem- lagi laper, habis tidur siang seharian... Maka disambarlah benda seukuran biji kacang yang melenting ke angkasa itu. Alamak apa yang terjadi, sejurus kemudian sukampret limbung, glebes-glebes dengan lidah melet-melet. Asem... eh pedes, mulutku kena balsem! Rupanya benda yang melayang tadi adalah kerikil bersalut balsem! Ada-ada saja yah, kakak saya ini. Hihihi... dampak positifnya mas kampret jadi tau balsem kalo masuk angin pasca begadang.
Ada hubungannya sama hipnosis? Ya mbuh. Nggak ada kali ya? Wong ini cuma pengantar.
Cuma keisengan yang di bawah inilah yang setelah saya ingat-ingat ternyata adalah fenomena hipnosis.
Kakak saya ini bisa menghipnotis ayam. Betul!
Ingat permainan bak-bak kukuluruk?
Seekor ayam hidup ditangkap lantas didirikan sampai agak tenang. Perlahan-lahan tekuk lehernya sehingga kepalanya masuk ke bawah salah satu sayap, terserah kanan atau kiri (wong baunya sama). Pelan-pelan saja. Kemudian perlahan juga dudukkan si ayam tadi ke lantai sambil baca mantra: bak-bak kukuluruk... bak-bak kukuluruk...
Ajaib, dengan mantra itu si ayam secentil apapun bakal diam berpuluh menit lamanya. Ia terhipnotis! Ayam kampung itu terhipnotis dengan metode asli kampung entah ciptaan siapa ini.
Merujuk buku Pak Adi W Gunawan, pada saat itu si ayam sedang masuk dalam mekanisme pertahanan dirinya berupa flight mechanism. Secara primitif manusia juga memiliki insting untuk menggunakan mekanisme ini: fight or flight.
Pada zaman dahulu kala, manusia primitif memiliki insting untuk mempertahankan hidupnya dengan mengembangkan kemampuan fight (melawan) atau flight (lari). Dalam menghadapi ancaman atau musuh, apabila mereka merasa tidak mampu untuk melawan (fight), yang mereka lakukan adalah lari (flight). Mekanisme flight pada masa primitif bukanlah hanya tindakan melarikan diri saja, melainkan juga berdiam diri, tubuh menegang karena takut, atau tidak bergerak sedikit pun dan berpura-pura mati. Mekanisme perlindungan diri dalam bentuk flight tersebut sebenarnya termasuk fenomena hipnosis di mana manusia berada dalam kondisi trance untuk melindungi dirinya.
Dalam proses induksi memasuki keadaan trance hipnosis, metode misdirection, confusion atau shock induction adalah beberapa contoh memanfaatkan mekanisme flight ini.
Ketika seorang sudah capek atau bingung maka ia akan memilih yang paling nyaman untuknya berupa trance dengan terbukanya critical area.Kalau dalam dunia medis kita mengenal adrenergik dan kolinergik. Tidak semua kondisi trance berarti efek kolinergik yang muncul, malah uniknya berupa campuran adre-kolinewrgik yang menguntungkan
Manusia modern masih memiliki mekanisme pertahanan diri ini. Agresi atau depresi adalah contoh ekstrimnya. Orang menjadi agresif saat merasa hidupnya terancam. Orang memilih depresif untuk melarikan diri dari masalah, itulah cara dia mempertahankan diri terhadap dunia. Mekanisme ini menguntungkan di satu sisi namun merugikan pula apabila tidak tepat dosis dan momentumnya. Hidup di dunia adalah meracik dosis, menakar-nakar dan mempergunakan mekanisme ini dengan elegan agar bisa survive dan berkembang.
Wallahu a'lam.
Perceptual Positions dan Anchor ala Rasulullah
Seorang pemuda menemui Rasulullah saw. Ia berkata, “Ya Nabi Allah, izinkan aku berzina!” Orang-orang berteriak mendengar pertanyaan itu. Tetapi Rasulullahi saw Bersabda, “Suruh dia mendekat padaku.” Pemuda itu menghampiri rasulullah saw dan duduk di hadapannya.
Beliau berkata kepadanya, “Apakah kamu suka orang lain mezinai ibumu?”
Segera ia menjawab, “Tidak, semoga Allah menjadikan diriku sebagai tebusannya.”
Rasulullah saw bersabda, “Begitu pula orang lain, tidak ingin perzinaan itu terjadi pada ibu-ibu mereka.” Sukakah kamu jika perzinaan itu terjadi pada anak perempuanmu?”
“Tidak, semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu.”
"Begitu pula orang lain, tidak ingin perzinaan itu terjadi pada anak perempuan mereka.”
“Sukakah kamu, jika perzinaan itu terjadi pada saudara perempuanmu?”
Begitu pula Rasulullah saw menyebut bibi dari pihak ibu dan pihak bapak. Untuk semua pertanyaan Rasul, pemuda itu menjawab, “Tidak!” Rasulullah saw meletakkan tangannya pada dada pemuda itu seraya berdoa, “Ya Allah, sucikan hatinya, ampuni dosanya, dan pelihara kehormatannya.” Setelah itu tidak ada yang paling dibenci pemuda itu selain perzinaan.
Di fragmen ini, Rasullah dengan sangat efektif menerapkan apa yang saat ini dalam NLP disebut dengan perceptual position untuk menterapi seorang pemuda yang memilki keinginan berzina.
Rasulullah tidak secara otoriter me-leading sang pemuda untuk menjauhi zina, padahal beliau memilki posisi yang sangat sugestif.
Selanjutnya yang Rasulullah lakukan mirip dengan memasang anchor pada dada pemuda tersebut sambil diberikan sugesti untuk menjaga kesucian dan kehormatannya. Saat akan muncul keinginan zina, dada berdegup kencang dan anchor kesucian terpicu sehingga keinginan zinapun kolaps.
Wallahu a'lam, dari saya yang sedang belajar
Beliau berkata kepadanya, “Apakah kamu suka orang lain mezinai ibumu?”
Segera ia menjawab, “Tidak, semoga Allah menjadikan diriku sebagai tebusannya.”
Rasulullah saw bersabda, “Begitu pula orang lain, tidak ingin perzinaan itu terjadi pada ibu-ibu mereka.” Sukakah kamu jika perzinaan itu terjadi pada anak perempuanmu?”
“Tidak, semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu.”
"Begitu pula orang lain, tidak ingin perzinaan itu terjadi pada anak perempuan mereka.”
“Sukakah kamu, jika perzinaan itu terjadi pada saudara perempuanmu?”
Begitu pula Rasulullah saw menyebut bibi dari pihak ibu dan pihak bapak. Untuk semua pertanyaan Rasul, pemuda itu menjawab, “Tidak!” Rasulullah saw meletakkan tangannya pada dada pemuda itu seraya berdoa, “Ya Allah, sucikan hatinya, ampuni dosanya, dan pelihara kehormatannya.” Setelah itu tidak ada yang paling dibenci pemuda itu selain perzinaan.
Di fragmen ini, Rasullah dengan sangat efektif menerapkan apa yang saat ini dalam NLP disebut dengan perceptual position untuk menterapi seorang pemuda yang memilki keinginan berzina.
Rasulullah tidak secara otoriter me-leading sang pemuda untuk menjauhi zina, padahal beliau memilki posisi yang sangat sugestif.
Selanjutnya yang Rasulullah lakukan mirip dengan memasang anchor pada dada pemuda tersebut sambil diberikan sugesti untuk menjaga kesucian dan kehormatannya. Saat akan muncul keinginan zina, dada berdegup kencang dan anchor kesucian terpicu sehingga keinginan zinapun kolaps.
Wallahu a'lam, dari saya yang sedang belajar
Hukum Hipnoterapi
Bang, ini tentang hipnoterapi. Dulu waktu pasca gempa Padang ada trauma healing dengan metoda hipno ada kader yang bertanya masalah hukum hipnoterapi itu sendiri, namun waktu itu jawabannya tidak jelas. Bagaimana menurut Abang?
Jawab
Karena yang ditanya menurut Bang Hasto, jawabannya ya menurut Bang Hasto aja ya. Hypnoterapi itu aplikasi hipnosis (komunikasi bawah sadar) untuk terapi. Kita sendiri setiap detik selalu dalam keadaan berkomunikasi dengan sadar atau tidak sadar, bahkan dalam keadaan yang kita sebut dengan 'diam' sehingga hipnosis bukanlah hal asing dalam hidup setiap orang. Kita keluar masuk kondisi hipnosis dalam keseharian kita. Setiap saat kita dihipnotis oleh oleh buku, oleh perkataan orang, perkataan diri sendiri, oleh peristiwa yang kita lihat, dengar dan rasakan, oleh TV. TV adalah tukang hipnotis yang dengan leluasa memengaruhi pikiran bawah sadar kita dan anak-anak kita saban hari. Orang nonton TV dalam keadaan trance (hipnosis), bisa lupa keadaan sekitar, lupa waktu, dan menyerap pesan apapun yang ditayangkan ke pikiran bawah sadar.
Orang bisa belajar hal baik dari televisi, orang merasa ingin membeli kecap yang diiklankan, orang bisa selingkuh bahkan bunuh diri karena pengaruh kotak ajaib itu.
Karena hipnosis adalah hal keseharian yang fisiologis, rasanya menanyakan masalah hukum, apalagi bukan kepada ahli hukum tidak pas, hehehe...
Ketika ada orang yang mengalami pengalaman traumatik menjadi lebih baik, ibu yang melahirkan berkurang rasa nyerinya, yang minder menjadi percaya diri dengan bantuan komunikasi saja, maka silahkan menilai manfaat dan mudharatnya sebelum sampai ke hal hukum.
Karena tidak ada nash yang mengharamkan dengan dalil yang qath'i maka jawabannya tentu akan tidak jelas juga kalau ditanyakan dari segi hukum, berbeda ketika kita membicarakannya di ranah manfaat. Namun demikian, kalau mau dipaksakan juga untuk ditarik ke garis halal-haram, prinsipnya hal yang faali (fisiologis) memilki hukum mubah (boleh) sampai ada nash yang mengharamkannya atau berada di konteks yang tidak faali.
Semua makanan yang bisa dimakan itu halal kecuali yang haram. Nikah saja bisa menjadi wajib, sunat atau bahkan haram bagi masing-masing konteks dan tujuan, demikian juga televisi... eh hipnosis.
Ini pengalaman pribadi dan teman2 yang beragama: belajar hipnosis dan neurolinguistic programming membuat kita takjub, betapa dahsyatnya struktur bahasa dalam Quran dan betapa ajaran seperti sholat, doa dan lain2 memilki struktur yang kurang lebih sama dengan hipnoterapi. Artinya: ketika seorang Islam mengamalkan sholat dengan benar2 memahami maka dalam minimal 5 kali sehari ia melakukan self hipnosis dengan efektif.
Kalau begitu ya sudah sholat aja yang bener, ngapain belajar hipnotis?
Nah itulah, hipnosis bukan untuk mengganti ritual ibadah mahdhah, hipnosis itu untuk keperluan terapi cepat. (Ssst.. ini betul sekali: sholat yang bener!)
Apakah itu termasuk bid'ah? Silahkan tanya dulu hal bid'ah kepada pencipta obat kimia, antibiotik, cairan infus, penemu listrik, televisi dan politisi.
Sejauh yang saya alami, mempelajari struktur hipnosis dan NLP benar2 membuat kita semakin takjub dan bersyukur bahwa kita disuruh sholat 5x bener untuk tanha anil fahsya wal munkar, membangun karakter dan terapi diri.
Kepada orang lain kita bisa membantunya keluar dari pengalaman buruk, dari sakit, bisa lebih baik berkomunikasi dengan anak, memotivasi dengan lebih efektif.
Rasulullah secara alami adalah orang yang berkomunikasi dengan sangat efektif dan piawai menggunakan apa yang kita sebut hypnotic language pattern. Hasan al Banna ketika mengajarkan doa rabithah menggunakan pendekatan yang kurang lebih sama dengan hipnosis: "hadirkan wajah ikhwan2mu dan rasakan hubungan yang kuat dengan mereka..."
Silahkan cek di tuntunan dzikir alma'tsurat, dan dari kitab hadits mana anjuran membayangkan wajah itu bersumber :)
wallahu a'lam.
Hubungan Sehat dengan Iman
Menurut penelitian David B Larson dan timnya dari the American National Health Research Center [Pusat Penelitian Kesehatan Nasional Amerika], pembandingan antara orang Amerika yang taat dan yang tidak taat beragama telah menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan. Sebagai contoh, dibandingkan mereka yang sedikit atau tidak memiliki keyakinan agama, orang yang taat beragama menderita penyakit jantung 60% lebih sedikit, tingkat bunuh diri 100% lebih rendah, menderita tekanan darah tinggi dengan tingkat yang jauh lebih rendah, dan angka perbandingan ini adalah 7:1 di antara para perokok.
Dalam sebuah pengkajian yang diterbitkan dalam International Journal of Psychiatry in Medicine, sebuah sumber ilmiah penting di dunia kedokteran, dilaporkan bahwa orang yang mengaku dirinya tidak berkeyakinan agama menjadi lebih sering sakit dan mempunyai masa hidup lebih pendek. Menurut hasil penelitian tersebut, mereka yang tidak beragama berpeluang dua kali lebih besar menderita penyakit usus-lambung daripada mereka yang beragama, dan tingkat kematian mereka akibat penyakit pernapasan 66% lebih tinggi daripada mereka yang beragama.
Para pakar psikologi yang sekuler cenderung merujuk angka-angka serupa sebagai "dampak kejiwaan". Ini berarti bahwa keyakinan agama meningkatkan semangat orang, dan hal ini berpengaruh baik pada kesehatan. Penjelasan ini mungkin sungguh beralasan, namun sebuah kesimpulan yang lebih mengejutkan muncul ketika orang-orang tersebut diperiksa. Keimanan kepada Allah jauh lebih kuat daripada pengaruh kejiwaan apa pun. Penelitian yang mencakup banyak segi tentang hubungan antara keyakinan agama dan kesehatan jasmani yang dilakukan oleh Dr. Herbert Benson dari Fakultas Kedokteran Harvard telah menghasilkan kesimpulan yang mencengangkan di bidang ini. Walaupun bukan seorang yang beragama, Dr. Benson telah menyimpulkan bahwa ibadah dan keimanan kepada Allah memiliki lebih banyak pengaruh baik pada kesehatan manusia daripada keimanan kepada apa pun yang lain. Benson menyatakan, dia telah menyimpulkan bahwa tidak ada keimanan yang dapat memberikan banyak kedamaian jiwa sebagaimana keimanan kepada Allah
Apa yang mendasari adanya hubungan antara keimanan dan jiwa raga manusia ini? Kesimpulan yang dicapai oleh sang peneliti sekuler Benson adalah, dalam kata-katanya sendiri, bahwa jasmani dan ruhani manusia telah dikendalikan untuk percaya kepada Allah. 3
Kenyataan ini, yang oleh dunia kedokteran pelan-pelan telah mulai diterima, adalah sebuah rahasia yang dinyatakan dalam Al Qur'an dengan kalimat ini "...Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar Ra’d, 13:28). Alasan mengapa orang-orang yang beriman kepada Allah, yang berdoa dan berharap kepada-Nya, lebih sehat secara ruhani dan jasmani adalah karena mereka berperilaku sesuai dengan tujuan penciptaan mereka. Filsafat dan sistem yang tidak selaras dengan penciptaan manusia selalu mengarah pada penderitaan dan ketidakbahagiaan.
Kedokteran modern sekarang sedang mengarah menuju pemahaman tentang kebenaran ini. Seperti kata Patrick Glynn: "Penelitian ilmiah di bidang psikologi selama lebih dari 24 tahun silam telah menunjukkan bahwa, ... keyakinan agama adalah satu di antara sejumlah kaitan paling serasi dari keseluruhan kesehatan jiwa dan kebahagiaan.
Tertawa, Catatan Neuropsikologi
Pembuka
T: Apa bedanya zebra jantan sama yang betina?
J: Jelaslah, alat reproduksinya.
T: Kalau dari jauh mana kau tahu? Dia kan cepat larinya.
J: Emang gimana bedanya?
T: Zebra jantan itu dasarnya hitam, bergaris-garis putih.
J: Lha kalau yang betina bukannya sama?
T: Nah zebra betina itu dasarnya putih, bergaris-garis hitam...
Ada sebuah pengalaman menarik beberapa hari yang lalu. Usai sebuah tulisan saya yang berjudul Anda Dokter? Preet!... dimuat di sebuah harian umum dengan judul lain (editor yang ngganti), ada puluhan SMS masuk dari nomer orang yang tidak saya kenal. Hampir semua bertujuan menyatakan terima kasih, ada yang sedang dirundung masalah keluarga bisa merasa gembira ketika mampu tertawa, ada yang bilang matur nuwun karena telah membuat harinya ceria. Ada satu SMS yang kemudian mendorong saya untuk mencari referensi tentang manfaat humor bagi kesehatan:
Assalamu'alaikum Dr Hasto Cht, sebenarnya hr ini saya ckp tegang membaca Republika yg terkait kasus Cicak-Buaya n Komodo, dr berita, opini, tajuk, yg semuanya membuat tensi saya naik, namun setelah membaca nostalgia bapak, tensi saya normal kembali...dst
(... selanjutnya Bapak yang tinggal di Solo tersebut berkonsultasi tentang penyakit istrinya)
Tertawa itu sehat,ungkapan yang terdengan klasik dan ketinggalan jaman ini ternyata bukan omong monthong, bukan isapan jempol dan tentu saja bukan isapan jari-jari yang lain. Tertawa bisa membantu Anda untuk lebih positif sehingga selanjutnya Anda akan terbiasa berpikir dengan cara yang lebih postif. Tertawa, merupakan cara yang paling baik dan paling ekonomis dalam melawan stres, Anda tidak perlu ngundang Sule atau mbayar retribusi untuk tertawa. Tertawa merelaksasi otot-otot yang tegang, ndak perlu obat muscle relaxan. Tertawa juga melebarkan pembuluh darah sehingga memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh. Selain itu, tertawa juga berperan dalam menurunkan kadar hormon stres epinephrine dan cortisol. Perlu diketahui, yoga, relaksasi, meditasi untuk kesehatan menggunakan mekanisme yang sama. Jadi, bisa dikatakan kalau tertawa merupakan meditasi dinamis atau teknik relaksasi yang dinamis. Bedanya, Anda tidak perlu memusatkan pikiran. Karena itu, tertawa merupakan bentuk meditasi yang paling mudah dan bisa membuat Anda relaks dalam waktu singkat.
Selain untuk mengatasi stres, berikut beberapa manfat lain dari tertawa:
Penghilang rasa sakit alami
Jangan memaki rasa sakit, misuh-misuh, atau nggrundhel kalau sedang encok atau migrain. jangan meratapi rasa sakit, tetapi hayo ngguyu..! Tertawa bisa meningkatkan jumlah endorphin, penghilang rasa sakit alami, di dalam tubuh. Norman Cousins, seorang jurnalis dari Amerika yang menderita sakit tulang belakang mengalami perbaikan setelah mengikuti terapi tertawa. Padahal sebelumnya obat-obat penghilang rasa sakit yang digunakan sama sekali tidak membantu mengurangi rasa sakitnya. Endorphin yang dilepaskan saat tertawa membantu mengurangi intensitas rasa sakit pada mereka yang menderita radang sendi, serta kekakuan pada otot-otot. Banyak perempuan juga melaporkan mengalami pengurangan rasa sakit akibat migrain dan jenis sakit kepala lainnya.
Menguatkan imunitas tubuh
Sistem imun (kekebalan tubuh) berperan besar dalam menjaga kesehatan dan melawan infeksi, alergi serta kanker. Para psychoneuroimmunologist telah membuktikan bahwa semua emosi negatif seperti kecemasan, depresi atau kemarahan akan memperlemah sistem kekebalan tubuh. Karena itu akan mengurangi kemampuan melawan infeksi. Menurut Dr. Lee S. Berk dari Loma Linda University, California, USA, seperti dikutip situs latterklub, tertawa membantu meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh alami (dikenal dengan sel NK, sejenis sel darah putih) serta meningkatkan kadar antibodi.
Penelitian telah menemukan, setelah terapi tertawa, terjadi peningkatan jumlah antibodi (immunoglobin A) pada mucus atau lendir dalam hidung serta saluran pernapasan. Hal ini diyakini bisa melindungi dari serangan virus, bakteri serta mikroorganisme lainnya. Efek tertawa dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh dinyatakan sangat signifikan dalam menangani penyakit mematikan seperti AIDS dan kanker.
Latihan aerobik paling uenak
Mereka yang telah melakukan terapi tertawa mengaku merasa segar sepanjang hari setelah tertawa selama 15 menit di pagi hari. Tidak ada obat seperti tertawa, yang bisa mendatangkan manfaat dalam waktu instan. Dengan tertawa, Anda akan menghirup lebih banyak oksigen sehingga Anda juga merasa lebih baik. Tertawa bisa dibandingkan dengan latihan aerobik lainnya, tapi tentunya Anda tidak perlu memakai sepatu dan baju yang khusus. Anda juga tidak perlu berkeringat di lajur jogging. Menurut Dr. William Fry dari Standford University, 1 menit tertawa setara dengan 10 menit latihan di sepeda mesin. Dengan kata lain, tertawa akan menstimulus jantung dan sirkulasi darah, sama seperti latihan aerobik standar lainnya.
Dalam majalah kesehatan Jerman Apotheke Umschau, Profesor Gunther Sickl, ahli gelotologi dari Universitas Berlin menerangkan bahwa untuk membuat sebuah tertawa yang lepas, dibutuhkan kerja dari 80 otot, kedua bahu bergerak, rongga dada berguncang dan diafragma (sekat rongga dada) bergetar dan semua itu membuat tubuh mendapat latihan yang sangat menyehatkan, hanya dengan sedikit usaha yang dikeluarkan untuk tertawa.
Mengontrol tekanan darah tinggi
Selain faktor keturunan, obesitas, merokok serta kelebihan lemak jenuh, stres merupakan salah satu faktor utama penyebab tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Dan dengan tertawa, Anda bisa membantu mengontrol tekanan darah dengan cara mengurangi stres berkaitan dengan hormon serta membuat Anda relaks.
Hasil percobaan telah menunjukkan, mengikuti sesi tertawa selama 10 menit terbukti bisa menurunkan tekanan darah sebanyak 10-20 mmHg. Tapi, tidak berarti kalau tertawa 120 menit tekanan darah Anda jadi nol. Bablas dong, hehehe...
Menyehatkan organ dalam
Banyak olahraga yang bisa dilakukan untuk menguatkan otot-otot tubuh, selain catur dan main poker tentunya, tapi tertawa juga sekaligus berperan sebagai pijatan bagi organ-organ dalam. Tertawa bisa meningkatkan suplai darah. Tertawa bisa menjadi pijatan terbaik bagi otot diafragma dan usus halus. Tertawa akan meningkatkan suplai darah dan membantu agar usus bisa bergerak dengan benar.
Awet muda
Nah ini, bagi yang tidak kepingin cepet tua. Nggak perlu susuk-susukan! Botox-botoxan! Plastik-plastikan! Biar kelihatan awet muda, otot wajah juga ada olahraganya. Tertawa bisa mengencangkan otot wajah dan meningkatkan ekspresi wajah. Saat tertawa, wajah memerah karena peningkatan suplai darah di dalam tubuh, yang sekaligus akan menutrisi kulit wajah dan membuat kulit lebih bersinar. Mereka yang tertawa terlihat lebih gembira dan menarik. Tertawa akan menekan kelenjar air mata. Hal ini melembabkan mata dan membuat mata Anda lebih bersinar. Tertawa juga melatih otot-otot perut, biar six pack kayak Rambo.
Mengatasi depresi dan gangguan cemas
Stres dan tekanan akibat gaya hidup modern merupakan beban bagi tubuh dan jiwa Anda. Akibatnya, penyakit yang berkaitan dengan pikiran seperti kecemasan, depresi, gangguan mental serta insomnia juga semakin meningkat. Untuk mengatasi hal ini, cobalah tertawa. Banyak pasien pengguna obat antidepresan merasa jauh lebih baik setelah tertawa.
Ketika Anda sedang sedih, jangan dinikmati sedihnya...nangis sambil ngaca kaya model video klip. Tertawalah! Tarik otot-otot wajah anda seperti wajah ketika Anda tertawa senang, walaupun suasana hati Anda tidak demikian.
Gemblung apa? Ngajarin kok yang enggak-enggak.
Lho baca ini: Otak mengingat sesuatu untuk kurun waktu yang sangat lama dan agak mustahil ia sepenuhnya lupa hal-hal yang pernah ia alami. Jadi, jika Anda mencoba tersenyum saat anda merasa sedih, otak bawah sadar akan mengingat bahwa di masa lalu ekpresi ini berkaitan dengan kebahgiaan, dan akan segera menanggapinya dengan cara melepaskan neurotransmiter-neurotransmiter yang menghasilkan sensasi bahagia. Hasilnya kita akan menjadi lebih berbahagia dan merasa lebih positif (Plutchik, 2002).
Enak, toh?
Tunggu apalagi, tertawalah dengan lepas bahkan sekalipun tidak ada hal yang pantas untuk membuat tertawa ketika Anda memang membutuhkan (dan saya yakin untuk hidup sehat di jaman riweuh kaya gini kita perlu lebih sering tertawa).
Saran saya sederhana: bila Anda ingin gampang sakit, cepat tua terus mati pelan-pelan: jangan senang tertawa!
Wallahu a'lam.
Penutup
Usai membaca tulisan ini seekor ular latihan tertawa terbihik-bihik. Bukan main usahanya untuk awet muda. Berguling-guling dia. Kakinya jejingkrakan, perutnya terguncang-guncang, lebar sekali tawanya.
Namun semenit sesudah itu dia bertanya kepada temannya dengan wajah pucat:
Ular Sanca : Saudara Rangon, saya ini termasuk jenis ular berbisa apa bukan?
Ular Rangon : Lah emang kenape?
Ular Sanca : Barusan bibir saya nggak sengaja kegigit...
Sejarah Nama Indonesia
Pada zaman purba, kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai Nan-hai(Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang) nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar,seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "Jawa" oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi(Sumatra, Sulawesi, Sunda, semuanya Jawa)" kata seorang pedagang di Pasar Seng, Mekah.
Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia. Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang itu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Cina. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah "Hindia". Semenanjung Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang". Sedangkan tanah air kita memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau "Hindia Timur" (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).
Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch- Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (bahasa Latin insula berarti pulau). Tetapi rupanya nama Insulinde ini ku rang populer. Bagi orang Bandung,Insulinde mungkin cuma dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada di Jalan Otista.
Nusantara
Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950), yang kita kenal sebagai Dr. Setiabudi (beliau adalah cucu dari adik Multatuli), memopulerkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata "India". Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.
Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian, nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa).
Kita tentu pernah mendengar Sumpah Palapa dari Gajah Mada, Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa" (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat). Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah(kerendahan peradaban) itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu "nusa di antara dua benua dan dua samudra", sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.
Sampai hari ini istilah nusantara tetap kita pakai untuk menyebutkan wilayah tanah air kita dari Sabang sampai Merauke. Tetapi nama resmi bangsa dan negara kita adalah Indonesia. Kini akan kita telusuri dari mana gerangan nama yang sukar bagi lidah Melayu ini muncul.
Nama Indonesia
Nama Indonesia Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA. Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74,Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
.. the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah "Indian Archipelago" terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago.
Ketika mengusulkan nama " Indonesia "agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi!
Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama " Indonesia " dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah " Indonesia " di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah " Indonesia " itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch- Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan- tulisan Logan.
Putra ibu pertiwi yang mula-mula menggunakanistilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Makna Politis
Makna politis Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitassuatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda mulai curigadan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Loganitu.
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya, "Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya. "
Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda. Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; DPR zaman Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch- Indie". Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah.
Maka kehendak Allah pun berlaku. Dengan jatuhnya tanah air kita ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia Belanda" untuk selama-lamanya. Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, lahirlah Republik Indonesia.
Sebutan Lain Nama Indonesia
* Indonesia (Bahasa Finlandia, Indonesia, Italia, Melayu, Romans, Spanyol)
* IndónesÃa (Islandia)
* Indonésia (Portugis)
* Indonesja (Malta)
* Indonésie (Ceko, Perancis)
* Indonesië (Afrikaans, Belanda)
* Indonesien (Jerman, Swedia)
* Indonezia (Rumania)
* Indonézia (Hongaria)
* Indonezja (Polandia)
* Indonezija (Kroasia, Lithuania, Slovenia)
* Indon?zija (Latvia)
* Indonezio (Esperanto)
* Endonezya (Turki)
* Indoneesia (Estonia)
* Indoneesiä (Võro)
* Indoneziya - (Bulgaria, Rusia)
* Indoneshia - (Jepang)
* IndonisÃa - (Yunani)
* Indonashia - (Urdu)
* Yìndùnìxyà - baca: Intunisiya(Tionghoa)
(yang ini bukan tulisan saya, disarikan dari beberapa sumber)
Peribahasa #4: Jung Pecah Hiu Berpesta
Sekalian regresi ke masa lalu, masa kejayaan manusia Jawa di samudera Hindia-Pasifik, saya ingin mengenalkan kata ini: Jung.
Tak banyak yang tahu istilah ini, bukan? Saya juga baru ngorek-ngorek literatur kok. Jung adalah perahu tangguh Jawa pada abad 13 - 17 Masehi yang merajai perairan Asia Tenggara. Kapal ini dibuat dengan konstruksi yang kokoh tanpa menggunakan paku ataupun baut. Konstruksi perahu bercadik sangat unik. Lambung perahu dibentuk dengan menyambungkan papan-papan pada lunas kapal. Kemudian disambungkan pada pasak kayu tanpa menggunakan kerangka, baut, atau paku besi. Ujung haluan dan buritan kapal berbentuk lancip. Kapal ini dilengkapi dengan dua batang kemudi menyerupai dayung, serta layar berbentuk segi empat. Kapal Jawa jelas berbeda dengan kapal Tiongkok yang lambungnya dikencangkan dengan bilah-bilah kayu dan paku besi. Selain itu kapal Tiongkok memiliki kemudi tunggal yang dipasang pada palang rusuk buritan.
Disebutkan, jung Jawa memiliki empat tiang layar, terbuat dari papan berlapis empat serta mampu menahan tembakan meriam kapal kapal Portugis. Bobot jung rata-rata sekitar 600 ton, melebihi kapal perang Portugis. Jung terbesar dari Kesultanan Demak bobotnya mencapai 1.000 ton yang digunakan sebagai pengangkut pasukan Jawa untuk menyerang armada Portugis di Malaka pada 1513. Bisa dikatakan, kapal jung jawa ini layak disandingkan dengan kapal induk di era modern sekarang ini.
"Anunciada (kapal Portugis yang terbesar yang berada di Malaka pada tahun 1511) sama sekali tidak menyerupai sebuah kapal bila disandingkan dengan Jung Jawa." tulis pelaut Portugis Tome Pires dalam Summa Orientel (1515). Hanya saja jung Jawa raksasa ini, menurut Tome Pires, lamban bergerak saat bertempur dedengan kapal-kapal portugis yang lebih ramping dan lincah. (wikipedia)
Oke, sudah terbayang ya apa itu jung?
Jungnya pecah kenapa ya, sehingga para hiu berpesta pora menyantap daging segar di tengah lautan?
Ini peribahasa leluhur berpesan agar ketika mengarungi pelayaran hidup hati-hatilah jangan sampai konyol dijadikan lalapan gerombolan hiu bergigi gingsul dan bergusi sehat itu. Berlayar-berlayarlah... Berkapal-berkapallah jangan sampai kapal kalian, jung kalian pecah!
Nah ini dia, penerawangan saya ke masa lalu menjelaskan bagaimana peribahasa ini tercipta.
Alkisah, berlayarlah sebuah jung besar dari pelabuhan utama pesisir utara Jawa. Jung itu diciptakan untuk memenuhi ambisi menemukan ujung lautan dan mengumpulkan kisah dari seluruh dunia. Lima orang nahkoda terhebat memimpin perjalanan besar tersebut mengangkut seratus peneliti dan ilmuwan. Pokoknya ekspedisi Mbah Charles Sudarwin dengan kapal HMS Beagle belum apa-apanya dibanding tim ekspedisi ilmiah wong Jowo ini.
Karena bukan mau ndongeng ceritanya saya persingkat. Begitu, bukan? Boleh, bukan?
Ceritanya di tengah perjalanan entah kesambet setan laut ngidam, atau lupa minum antimo, atau sekedar kepengin eksyen, alih-alih bersinergi, kelima nahkoda itu berebutan kemudi.
Semua merasa paling benar. Semua merasa paling waras. Semua merasa paling baik.
Dua bilah kemudi lambang prestise bagi mereka, taji mereka, patah parah. Hilanglah kendali.
Maka limbunglah jung yang gagah perkasa.
Meliuk-liuk tak tentu arah.
Menghajar ombak.
Layar terkembang tergulung.
Lunas buritan.
Badai yang selama ini tunduk unjuk dendam.
Lambung jung terhempas-hempas di gunung karang.
Bilah-bilah kayu merekah.
Jung pecah!
Aroma maut menusuk-nusuk.
Dan hiu-hiu lapar menyeringai.
Terbahak-bahak mencium arak ketakutan.
Amboi celaka tigabelas kliwon!
Jung pecah hiu berpesta!
Pecah oleh ambisi pribadi! Pecah oleh kebenaran sendiri!
Pecah oleh waham! Pecah oleh kesombongan!
Kita ini bangsa pewaris gen cerdas dan unggul, hulubalang samudera, penguasa bahari, mencipta candi kelas internasional, menggubah kitab sastra agung, para maestro, para begawan, para maharesi, mahaguru, kenapa jadi begini?
Jadi budak di rumah sendiri.
Jadi bahan slilit hiu berhidung mancung.
Tangi!
Bocah Kampung
Musim hujan memang membuat banyak orang jadi lebih romantis dan melankolis. Puluhan bahkan mungkin ratusan lagu kenangan tercipta bertemakan hujan dan percintaan. Sepanjang Jalan Kenangan, Hujan Turun Lagi (eh bener ya itu judulnya lagu jadul yang dinyanyikan Ratih Purwasih?), Fixin' A Broken Heart, Lady Rain, November Rain...sampai Hujan di Malam Minggu karya Jhony Iskandar. Hohoho... Dan mangsih banyak lagi, saya ya ndak ngapal, kalo ngapal nanti dianggap kurang gaweyan.
Duhai, hujan deras membasahi jemuran, menggenangi pelataran, membuat kaum serangga tanah gelisah. Halte-halte sesak menghangat. Manusia-manusia kota tergesa dalam kendaraan. Susah benar mencari makan di kota, masih harus berhujan-hujan.
Akupun regresi ke masa-masa indah di kampungku.
Kami adalah anak kampung, tiga kilometer lagi untuk bertemu jalan beraspal. Dahulu di musim hujan begini sepulang sekolah kami ke ladang (kami menyebutnya 'alas') mencari jangkrik di antara bongkahan tanah bekas cabutan singkong. Kalau beruntung kami mendapatkan jangkrik jantan yang gagah dan bagak, segera berbunyi nyaring begitu ujung bunga rumput menggelitik sungutnya. Nyaringnya suara si jantan adalah pesona bagi betina, namun kadang mendatangkan kemalangan bagi dirinya sendiri. Karena pesonanya ia diburu, dibawa ke perkampungan makhluk serba doyan bernama manusia, disimpan dalam bumbung seukuran cetakan gula Jawa, bahkan ditukar dengan duit seratus perak. Murah betul harga kebagakan seekor jangkrik jantan.
Kami anak kampung senang memelihara jangkrik. Suaranya nyaring memenuhi rumah, menggaung di liang telinga. Kaum tikus ciut nyali mendengar nyanyian mono tone si jangkrik ulung, laksana koruptor mulai sadar terendus jejak. Dipadu dengan suara hujan mengguyur atap seng, konser alam ini tiada duanya. Kami tak pernah lupa nyanyian jangkrik hingga kini, bahkan orkestra Kitaro atau Yanni belum mampu menggeser pesona racikan nada-nada alam monotonik itu.
Kami adalah anak kampung, pagi kami adalah pagi berkabut yang menggairahkan, langit kami benar-benar biru, malam-malam kami adalah malam bermain petak umpet atau menyalakan obor klaras untuk mencari sebutir sawo di pekarangan. O teman, senang bukan main ketika sebutir sawo matang yang berwarna coklat dan berbau harum kami temukan tergolek pasrah di tanah, kami memakannya sambil tertawa riang. Biji keciknya kami kumpulkan untuk bermain 'kubuk'.
Kami adalah anak kampung, bermain bola di sawah kering. Tak bersandal kami berlarian di pekarangan, sesekali menginjak beling dan kotoran. Beberapa di antara kami bahkan ke sekolah tanpa sepatu, memamerkan betis kurus nan bersisik, sebagian 'bermotif' seperti buah pace, kenang-kenangan bahwa ia pernah mengoleksi koreng.
Kami adalah anak kampung, seringsungai mandi di kali..eh seringkali mandi di sungai. Dulu, sungai kami meski tak bersih-bersih amat masih bisa untuk mandi, ibu-ibu kami mencuci di tepinya. Selesai mandi, pemberani di antara kami memanjat pohon salam, memakan buahnya yang rasanya sepet-sepet manis. Yang tidak pandai memanjat cukup memunguti buah salam yang jatuh, yang umumnya lebih matang dari pada buah yang dipanjat. Cerdik dan kuat sama dapat.
Kami punya senapan dari bambu berpeluru biji kandri. Kami berperang laksana tentara betulan. Berlari, tiarap, beringsut di balik semak. Manakala musuh sudah dekat: plop! plop! senapan kami menyalak ganas menewaskan musuh tak kenal ampun. Siapa yang tak kan mati karena senapan kami. Westerlingpun bakalan lari tercirit-mirit mendengar suara kami punya senjata.
Hohoho... indah nian masa kecil, hati kami begitu dekat dengan alam. Nafas kami bersenyawa dengan tiupan angin sepoi. Denyut jantung kami seirama denyutan semesta. Suara cempreng kami selaras embikan kambing dan acapella kodok .
Hohoho...hidup betul masa kecil kami, di tanah bekas galian yang becek kami bermain perosotan. Segenap oksigen, hidrogen, dan fosfor di tubuh kami petik dari kebun sendiri. Kuanta kami lebur dengan kuanta benda-benda di sekitar. Menyatu. Padu.
Sahabat kami di masa kecil dari golongan makhluk hidup dan benda mati, dari golongan pinter dan agak o'on adalah sahabat terbaik. Hubungan di antara hati-hati yang bersih, di antara sesorot mata yang polos, di antara sederhananya mimpi-mimpi anak kampung ini adalah persahabatan yang begitu murni.
Seperti sungai kami yang masih bersih.
Seperti suara jangkrik yang masih nyaring.
Pendekar Bejo (Part 1)
Sugesti itu penting (kisah dua babak).
***
Ini kisah tentang Bejo yang bejo. Bejo artinya begyo, bahagia, untung, berkelimpahan. Sebenarnya Bejo tidak ingin kisahnya diceritakan oleh siapapun, oleh penulis handal terkenal saja ndak mau apalagi penulis amatiran yang suka plesetan macam saya. Ia akan memperkarakan siapa saja yang menuliskan kisah hidupnya yang ajaib tanpa seijinnya.
Untungnya Bejo ini hanyalah tokoh fiktif dalam benak saya, jadi dengan leluasa saya bisa menyuekin, mempercuekkan atau mengecuekkan ancamannya. Hoho, jangankan mencuekkan, saya bisa membuatnya anyang-anyangen, masuk angin, kaya, miskin, bahagia ataupun merana. Betapa berkuasanya saya atas dirinya.
Tentunya saya akan tetap cerita sama sampeyan.
***
Alkisah Bejo adalah seorang pemuda kampung perantau yang ingin memilki kesaktian atau daya linuwih. Betapa tidak, profesinya sebagai tukang tagih mengharuskan ia berpenampilan nggegirisi, otot berisi dan kelihaian berkelahi.
Sebenarnya profesi itu bukan cita-citanya, namun karena tawaran teman pamannya yang membawa dia ke kota dan tidak ada pilihan lain maka dengan modal kepala plontos licin dan sungut tebal ia mencoba pekerjaan itu.
Sungut tebal, nyalinya tipis. Nagih utang jadi pekerjaan maha berat untuknya. Acapkali ia pipis di celana menghadapi pengutang yang galaknya lebih dahsyat dari macan betina menjalani masa nifas 40 hari. Apalagi kalau pengutang itu juga mengerahkan bodyguard untuk menghadapinya, tak jarang ia pulang dengan benjol manis menghiasi wajahnya. Ia sedih sekali, mau pulang kampung malu, mau bunuh diri lebih takut lagi sama malaikat penjaga neraka.
Memang bejo Si Bejo ini, seminggu setelah surat itu dibacakan oleh Kang Paino kepada Mak'e datanglah balasan: "Nak, coba kamu kungkum malem Jumat Legi pas bulan purnama nanti di Kali Ciliwung. Jangan lupa bawa sabun antiseptik, minum tolak angin dan pakai minyak kayu putih. Tertanda Pamanmu, Ki Jono."
O, rupanya Mak'e konsul perihal masalah anak kebanggannya kepada om-nya di kampung yang dukun cukup terkenal.
***
Singkat cerita, nasehat itu ia turuti dengan tingkat kepatuhan mutlak. Dan, setelah berendam dan menempuh pengalaman spiritual melihat macam-macam penampakan dari mulai botol sampo, pampers, bangkai ayam sampai orok hanyut ia mendapati secarik kertas basah nempel di ubun-ubunnya. Dari pamornya ia yakin, kertas itulah hasil tirakatnya semalam suntuk.
Maka bergegaslah ia membaca kertas yang agak lecek itu.
Resep Jampi Kepalan Sakti:
Minumlah Parasetamol sambil membaca hizib ini:
Sadhumuk bathuk saanyari bumi
Ilang migrainku, bleh!
Bejo bahagia sekali membaca wangsit itu. Tirakatnya semalam suntuk membuahkan hasil, sebuah formula ajiib yang akan mengubah hidupnya. Masa depan terlihat begitu terang.
Mendadak badannya menghangat, perasaannya melambung. Dahsyat, baru membaca wangsitnya saja aku sudah merasa perkasa.
Maka sejak hari itu ia seperti terlahir sebagai manusia baru.
Dulu mukanya babak belur dihajar Si Genggong penguasa blok 4 pasar, sekarang Si Genggong terjengkang sekali kemplang. Anak buah Genggong lari tercirit birit, menabrak sana-sini lebih heboh daripada ayam betina yang salah tingkah dikejar jago ganteng.
Bang Sarip yang terkenal garang dan kejam dibuatnya meraung-raung memanggil-manggil istri tuanya ketika giginya rontok delapan terkena sambaran kepalan sakti Bejo. "Ampyuuun... Minah... Gue kafooook!! Iye besok-besok gue kagak bakalan tegong ame looo...!" Para pedagang pasar yang selama ini terzalimi tertawa girang melihat tokoh antagonis pasar tepar terkapar sambil meratap-ratap.
Preman mana yang berani sekarang, dia hajar.
Inilah Si Bejo, the rising star Pasar Tanah Ijo. Ia menjuluk diri Jo, Si Tangan Baja.
***
Karirnya sebagai debt collectorpun melejit. Jangankan bodyguard, anjing herder yang gahar aja langsung mingkem melihat ia mematahkan gagang pintu dengan sekali gebrak. Melihat tatap matanya lutut orang bisa gemeteran dari maghrib sampai subuh.
Urusan piutang dijamin beres di tangan Jo. Banyak rentenir berminat mencarter Jo. Hidup Jo!
: (nggak enak bacanya kalo kepanjangan, bersambung jilid 2)
Pendekar Bejo (Part 2)
Nama Bejo semakin beken sebagai jagoan pasar yang baru. Dari penjual grosir karpet sampai tukang kecambah semua takut sama Bejo. Tidak ada yang berani bikin onar lagi. Semua aman, asal bayar upeti sama dia. Anak buahnya banyak sekali, melata di mana-mana.
Sekali waktu ada anak muda belagu yang berani macem-macem sama tukang koran, dia bikin terkaing-kaing, menyembah-nyembah minta ampun.
Ada oknum aparat tidak mau bayar parkir, dia datangin. Diambilnya sebutir kelapa, lalu dengan santai diayun-ayunkan di depan matanya sambil ngomong "Kenal gua?" Sekali keplak berantakan tempurung kelapa. Kabur tuh oknum setelah membayar uang parkir.
***
Hebat betul rupanya kekuasaan. Pengusaha dan pedagang yang butuh rasa aman tentu kenal dia. Aparatpun berkawan dengannya. Taraf hidupnya melambung. Siapa tak kenal Bejo sekarang?
Dulu jalan kaki sekarang naik mersi, dulu makan saja payah sekarang berlebih malah. O, roda hidup berputar sudah.
Hari demi hari semakin jaya saja anak kampung ini.
Rupanya dahsyat betul ajimat kertas lecek kali Ciliwung itu.
Hmm... kertas bertulis tak begitu jelas itu memang telah mengubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Dari pengecut menjadi pemberani, dari pelanduk menjadi singa.
***
Singkat ceritalah..., Bejo berkeluarga dan memiliki anak. Semata wayang anak itu, ganteng dan cerdas. Ganteng tentu karena ibunya elok rupawan, bukan andil Bejo. Cerdas karena cukup gizi.
Umur 5 tahun anak Bejo, namanya Be Jo Jr sudah pandai membaca. Segala macam ia baca. kalau pergi ke mall, mulai dari spanduk, label kemasan sampai baju orang ia baca keras-keras. Kadang orang dibikin malu karena tulisan di bajunya dibaca Be Jo Jr kencang-kencang. Ini fenomena aneh perbajuan: orang dengan seronok pakai baju bertulis macem-macem tapi giliran dibaca orang malah malu...
Nah, suatu ketika Be Jo Jr yang memang lasak ini mengejar mobil-mobilannya yang lari ke kolong ranjang Bejo. Eh, matanya menagkap sebuah benda aneh berwarna coklat.
O, sebuah peti kayu kecil yang indah, berukir dan bertatah emas. Ia buka, tak ada apapun selain selembar kertas lusuh.
***
Resep Jampi Kepala Sakit:
Minumlah Parasetamol sambil membaca hizib ini:
Sadhumuk bathuk saanyari bumi
Ilang migrainku, bleh!
Bejo yang sedang nonton acara masak memasak di TV terhenyak, kaget bukan kepalang medengar suara cempreng anaknya, Bergegas bagaikan satpol PP ngejar pedagang kaki lima ia lari ke kamarnya. Awh!
"Juniyor, apa-apan in?"
Dengan tatapan mata polos Be Jo Jr malah tertawa-tawa, "Papa ngapain kertas ginian disimpen?"
Oalah ini anak, tanpa kertas itu kamu bisa jadi anak kere, bahkan mungkin nggak lahir karena kalo aku jadi kere nggak mungkin Jeng Lady mau jadi istriku, jadi emakmu....!
"Taruh, sayang.. kembalikan.." Bujuk Bejo.
"Iiih, Papa ini kan tulisan biasa, kayaknya catatan buat obat sakit kepala."
"Heh?!!" Bejo terlonjak. Sungut tebalnya mendadak tegang. Diapun merebut kertas kumal itu. Matanya meneliti dengan cermat setiap kata setiap huruf dari ajimatnya itu.
Delapan tahun kertas itu ia simpan di peti. Sejak sekali membaca di pinggir Ciliwung dini hari Jumat Legi itu tak pernah ia membaca kertas wangsit tersebut.
Delapan tahun ia meyakini bahwa kertas itu bertuliskan resep jampi-jampi untuk ilmu Kepalan Sakti yang selama ini ia andalkan:
Resep Jampi Kepalan Sakti:
Minumlah Parasetamol sambil membaca hizib ini:
Sadhumuk bathuk saanyari bumi
Ilang migrainku, bleh!
Ya, RESEP JAMPI KEPALAN SAKTI, mantra ampuh dari lelembut, danyang, dan jin-jin sing mbahurekso kali Ciliwung.
Delapan tahun ia meyakini mantra itulah yang memberinya energi luar biasa! Menjadikannya from zero to hero!
Dan, sore ini ia dihadapkan pada sebuah lelucon tak lucu bahwa ternyata ia salah baca! Benar! Matanya masih waras, dan dengan jelas membaca: JAMPI KEPALA SAKIT, Paracetamol! Anak kecil saja tahu!
Ah! Bodoh benar aku ini!
Seketika mentalnya ciut kembali, seperti Bejo culun yang dulu. Sungutnya lunglai.
***
Sejak saat itu Bejo kembali seperti semula. 'Semula' yang bukan 'aslinya'.
Ya, sesungguhnya keadaan sewaktu saktilah Bejo yang asli. Setiap orang terlahir berani. Lihatlah bayi yang selalu berani mencoba sesuatu tanpa banyak menyoal.
Seiring perjalanan hidupnya terlalu banyak program negatif yang kemudian menutupi fitrahnya, potensi terbaiknya. Pengalaman-pengalaman tak menyenangkan mengendap di alam bawah sadarnya membentuk mental block yang menghambat keluarnya potensi itu.
Sayang sekali, Bejo mengira bahwa kertas lecek itu adalah jimatnya, jiwanya sehingga ketika ia tahu bahwa ia salah baca kesaktiannya hilang.
Sesungguhnya bukan mantra itu yang sakti, namun ketika membaca mantra salah itu segenap jiwanya hadir, tubuh dan jiwa menyatu, segenap potensi hadir bahu membahu mewujudkan kejayaannya.
Mantra lecek itu telah mensugestinya bahwa ia memilki kekuatan luar biasa, keberanian tak terkalahkan. Bukankah itu hanya selembar kertas catetan cara minum obat yang barangkali hanyut dari sebuah tempat sampah di pinggir kali Ciliwung,?
Ah, Bejooo... Bejo. Andai kau tahu, Jo...
***
NB: membaca note ini tanpa membaca part 1 adalah bukan perbuatan melanggar hukum.
Sekali waktu ada anak muda belagu yang berani macem-macem sama tukang koran, dia bikin terkaing-kaing, menyembah-nyembah minta ampun.
Ada oknum aparat tidak mau bayar parkir, dia datangin. Diambilnya sebutir kelapa, lalu dengan santai diayun-ayunkan di depan matanya sambil ngomong "Kenal gua?" Sekali keplak berantakan tempurung kelapa. Kabur tuh oknum setelah membayar uang parkir.
***
Hebat betul rupanya kekuasaan. Pengusaha dan pedagang yang butuh rasa aman tentu kenal dia. Aparatpun berkawan dengannya. Taraf hidupnya melambung. Siapa tak kenal Bejo sekarang?
Dulu jalan kaki sekarang naik mersi, dulu makan saja payah sekarang berlebih malah. O, roda hidup berputar sudah.
Hari demi hari semakin jaya saja anak kampung ini.
Rupanya dahsyat betul ajimat kertas lecek kali Ciliwung itu.
Hmm... kertas bertulis tak begitu jelas itu memang telah mengubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Dari pengecut menjadi pemberani, dari pelanduk menjadi singa.
***
Singkat ceritalah..., Bejo berkeluarga dan memiliki anak. Semata wayang anak itu, ganteng dan cerdas. Ganteng tentu karena ibunya elok rupawan, bukan andil Bejo. Cerdas karena cukup gizi.
Umur 5 tahun anak Bejo, namanya Be Jo Jr sudah pandai membaca. Segala macam ia baca. kalau pergi ke mall, mulai dari spanduk, label kemasan sampai baju orang ia baca keras-keras. Kadang orang dibikin malu karena tulisan di bajunya dibaca Be Jo Jr kencang-kencang. Ini fenomena aneh perbajuan: orang dengan seronok pakai baju bertulis macem-macem tapi giliran dibaca orang malah malu...
Nah, suatu ketika Be Jo Jr yang memang lasak ini mengejar mobil-mobilannya yang lari ke kolong ranjang Bejo. Eh, matanya menagkap sebuah benda aneh berwarna coklat.
O, sebuah peti kayu kecil yang indah, berukir dan bertatah emas. Ia buka, tak ada apapun selain selembar kertas lusuh.
***
Resep Jampi Kepala Sakit:
Minumlah Parasetamol sambil membaca hizib ini:
Sadhumuk bathuk saanyari bumi
Ilang migrainku, bleh!
Bejo yang sedang nonton acara masak memasak di TV terhenyak, kaget bukan kepalang medengar suara cempreng anaknya, Bergegas bagaikan satpol PP ngejar pedagang kaki lima ia lari ke kamarnya. Awh!
"Juniyor, apa-apan in?"
Dengan tatapan mata polos Be Jo Jr malah tertawa-tawa, "Papa ngapain kertas ginian disimpen?"
Oalah ini anak, tanpa kertas itu kamu bisa jadi anak kere, bahkan mungkin nggak lahir karena kalo aku jadi kere nggak mungkin Jeng Lady mau jadi istriku, jadi emakmu....!
"Taruh, sayang.. kembalikan.." Bujuk Bejo.
"Iiih, Papa ini kan tulisan biasa, kayaknya catatan buat obat sakit kepala."
"Heh?!!" Bejo terlonjak. Sungut tebalnya mendadak tegang. Diapun merebut kertas kumal itu. Matanya meneliti dengan cermat setiap kata setiap huruf dari ajimatnya itu.
Delapan tahun kertas itu ia simpan di peti. Sejak sekali membaca di pinggir Ciliwung dini hari Jumat Legi itu tak pernah ia membaca kertas wangsit tersebut.
Delapan tahun ia meyakini bahwa kertas itu bertuliskan resep jampi-jampi untuk ilmu Kepalan Sakti yang selama ini ia andalkan:
Resep Jampi Kepalan Sakti:
Minumlah Parasetamol sambil membaca hizib ini:
Sadhumuk bathuk saanyari bumi
Ilang migrainku, bleh!
Ya, RESEP JAMPI KEPALAN SAKTI, mantra ampuh dari lelembut, danyang, dan jin-jin sing mbahurekso kali Ciliwung.
Delapan tahun ia meyakini mantra itulah yang memberinya energi luar biasa! Menjadikannya from zero to hero!
Dan, sore ini ia dihadapkan pada sebuah lelucon tak lucu bahwa ternyata ia salah baca! Benar! Matanya masih waras, dan dengan jelas membaca: JAMPI KEPALA SAKIT, Paracetamol! Anak kecil saja tahu!
Ah! Bodoh benar aku ini!
Seketika mentalnya ciut kembali, seperti Bejo culun yang dulu. Sungutnya lunglai.
***
Sejak saat itu Bejo kembali seperti semula. 'Semula' yang bukan 'aslinya'.
Ya, sesungguhnya keadaan sewaktu saktilah Bejo yang asli. Setiap orang terlahir berani. Lihatlah bayi yang selalu berani mencoba sesuatu tanpa banyak menyoal.
Seiring perjalanan hidupnya terlalu banyak program negatif yang kemudian menutupi fitrahnya, potensi terbaiknya. Pengalaman-pengalaman tak menyenangkan mengendap di alam bawah sadarnya membentuk mental block yang menghambat keluarnya potensi itu.
Sayang sekali, Bejo mengira bahwa kertas lecek itu adalah jimatnya, jiwanya sehingga ketika ia tahu bahwa ia salah baca kesaktiannya hilang.
Sesungguhnya bukan mantra itu yang sakti, namun ketika membaca mantra salah itu segenap jiwanya hadir, tubuh dan jiwa menyatu, segenap potensi hadir bahu membahu mewujudkan kejayaannya.
Mantra lecek itu telah mensugestinya bahwa ia memilki kekuatan luar biasa, keberanian tak terkalahkan. Bukankah itu hanya selembar kertas catetan cara minum obat yang barangkali hanyut dari sebuah tempat sampah di pinggir kali Ciliwung,?
Ah, Bejooo... Bejo. Andai kau tahu, Jo...
***
NB: membaca note ini tanpa membaca part 1 adalah bukan perbuatan melanggar hukum.
Menangis
Tidak usah ragu atau malu untuk menangis ketika engkau memang ingin menangis...
Ketika engkau bayi, engkau sering menangis dan engkau bahagia,
semakin besar engkau malu untuk menangis nyatanya engkau tak sebahagia ketika bayi.
Data statistik menunjukkan bahwa dalam setahun rata-rata wanita menangis 47 kali dan pria hanya 7 kali, namun bukan itu batasan boleh atau tidaknya seseorang menangis.
Ibnul Qayyim al Jauzy, seorang ulama, dokter dan budayawan Islam membagi tangisan kepada 10 jenis:
1. Tangisan rahmat dan kasih sayang
2. Tangisan takut dan bimbang
3. Tangisan cinta dan rindu
4. Tangisan gembira dan bahagia
5. Tangisan putus asa
6. Tangisan sedih
7. Tangisan lemah dan ketidakupayaan
8. Tangisan kemunafikan
9. Tangisan kepalsuan
10. Tangisan persetujuan (menangis apabila orang lain menangis)
Yang mana tangisan milik Anda, itulah yang mesti Anda pilih. Tentu saja Anda akan menghindari nomor 5, 7, 8 dan 9 bukan? Oke, saya akan coba menilik satu demi satu.
Tangisan rahmat dan kasih sayang
Anda pernah memandangi anak Anda yang sedang tertidur pulas dan entah bagaimana mata Anda tiba-tiba basah? Atau melihat seorang pasien terbujur di tempat tidur RS dan Anda jatuh iba sampai-sampai mata Anda berkaca-kaca? Subhannalloh, Anda dikaruniai sifat rahman dan rahim. Hati Anda sungguh lembut. Syukurilah nikmat itu.
Tangisan takut dan bimbang
Seperti seorang anak kecil yang takut ditinggal sendirian. Namun ketakutan dan kebimbangan bukanlah monopoli anak kecil, bukan? Sesekali kita mengalaminya. Takut menghadapi pekerjaan, bimbang menentukan pilihan yang sama-sama sulit. Menangis dalam keadaan seperti ini? Katakan tidak, untuk urusan yang bersifat kebendaan. Namun menangis karena takut kepada Allah berbeda konteks, karena takut kepada Allah berbeda pengertian dengan ketakutan yang merugikan (fear).
Tangisan cinta dan rindu
Tangisan jenis ini banyak dijual di sinetron dan nyanyian. Kita sendiri pasti pernah mengalaminya. Rindu kepada orang tua, kepada orang-orang terkasih. Saya masih ingat ketika baru bertugas di pedalaman Papua sementara meninggalkan istri yang sedang hamil tua dan anak pertama yang ketika itu belum genap berusia 2 tahun. Memandang fotonya saja sudah cukup untuk membuat air mata saya merembes.
Ketika seseorang yang sangat rindu kepada Allah pertama kali memandang Ka'bah dari dekat rata-rata menangis, begitupun ketika thawaf wada', thawaf penghabisan sebelum meninggalkan kota Makkah. Atau Anda membaca kisah Rasulullah dengan khusyu' lantas membuncah kerinduan yang teramat sangat, Anda menangis rindu.
Tangisan gembira dan bahagia
Saat Anda memperoleh sesuatu yang sangat Anda idam-idamkan, Anda merasa begitu bahagia sehingga air mata mengalir. Biasanya dipadu dengan sujud syukur atau minimal ucapan alhamdulillah yang begitu menggetarkan karena bukan hanya lisan atau otak Anda yang bersyukur namun seluruh sel dengan somatic mind Anda bergetar. Itulah tangisan kebahagiaan. Anda bisa membayangkan ketika Allah memanggil Anda dengan lembut:
Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai, dan masuklah kedalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu?
Apakah Anda tidak menangis bahagia?
Tangisan putus asa
Jangankan tangisannya, putas asa sendiri tidak boleh bagi seorang beriman karena putus asa tidak lain merupakan bisikan keraguan akan kuasa Allah atas kita, ketidakyakinan bahwa Allah memberikan sebuah beban tidak pernah melebihi batas kemampuan kita. Putus asa adalah perbuatan orang kafir, orang yang hatinya tertutup, tidak cerdas dan tidak pandai bersyukur.
Tangisan sedih
Kesedihan itu bagian tak terpisahkan dari hidup seorang manusia. Siapapun pernah dan boleh bersedih, yang tidak lazim adalah membiarkan diri dalam kesedihan yang berlarut-larut dan mengabaikan hak diri untuk merasa berbahagia.
Sedihlah karena berbuat dosa, tetapi jangan sampai kesedihan itu membuat kita tidak mau tersenyum. Tidak ada orang yang suka melihat raut muka sedih. Rasulullah adalah seorang yang mudah menangis ketika mendengar dan membaca ayat Qur'an atau ketika shalat namun wajahnya selalu berseri dan menyenangkan.
‘Dan mereka menyungkur di atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk’ (QS Al Isra: 109)
‘Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis’ (Maryam: 58)
Para sahabat Rasulullah adalah orang-orang yang gampang menangis namun mereka adalah generasi yang sangat produktif. Ruhban fi lail wa fursan fi nahar, bagaikan rahib di malam hari namun gesit bagai singa di siang hari.
Artinya bahwa tangis ketika sedih haruslah menjadi sebuah tangisan yang produktif, tangisan yang memang tulus dari dalam hati akan men-stop produksi kortisol (hormon penyebab stres) dan merelease endorfin (hormon yang behubungan dengan sensasi bahagia)
Seseorang ketika merasa bahagia akan lebih produktif, lebih cerdas dan bertenaga. Itulah barangkali salah satu rahasia mengapa para sahabat mudah menangis namun sejarah mencatat mereka sebagai generasi yang dahsyat dan sangat progresif.
"Menangis adalah pelepasan emosi yang paling tepat saat kita tak bisa mengungkapkannya lewat kata-kata," kata Dr Simon Moore, psikolog dari London Metropolitan University. Menurut Profesor William Frey, ahli tangis dari AS, air mata yang dikeluarkan saat kita sedang emosional mendorong terbitnya hormon endorphin sehingga bisa membuat perasaan lebih plong. Menangis juga diketahui bisa menurunkan tekanan darah dan denyut nadi.
Tangisan kemunafikan
Pura-pura menangis agar dikira orang yang takut kepada Allah, agar disangka orang yang khusyu'. Air matanya memang keluar namun hatinya tetap kering. Berhati-hatilah, tangisan jenis ini sangat meletihkan. Alih-alih endorfin, effort yang dikeluarkan dalam upaya menangis ini menghasilkan kortisol, sama seperti sholat yang tidak khusyu'.
Tangisan kepalsuan
Ini tangisan penipu. Seolah-olah menangis untuk mengecoh orang banyak agar simpatik, menaruh iba kepadanya.
Tangis persetujuan
Menangis ketika orang lain menangis. Jiwa itu beresonansi. Kegembiraan menularkan kegembiraan. Begitu pula kesedihan. Anda pernah menonton sinetron yang menayangkan artis idola Anda menangis, dan Anda ikut-ikutan menangis?
Itulah jenis-jenis tangisan. Mungkin ada lagi tangis penyesalan namun saya pikir itu bisa dimasukkan dalam kesedihan.
Silahkan pilih, tangisan mana yang ingin Anda pakai, hanya saja pastikan bahwa memang tangisan itu sehat bagi Anda.
Saya beri tahu rahasia untuk mengetahui apakan tangis kita ikhlas dan sehat atau tidak: adanya rasa lega. Menangis yang benar akan membuat kita merasa plong, lega dan lebih tenang karena terbitnya hormon endorfin tadi.
Sebuah studi yang dilakukan di Jepang menunjukkan, orang yang lebih sering menangis lebih jarang mengalami sakit encok. Para ahli menduga hal itu berkaitan dengan dikeluarkannya hormon tersebut pada saat kita menangis.
Akhir kata, tidak ada alasan untuk tidak menangis. Jangan malu untuk menangis selagi kesadaran Anda mengatakan anda ingin menangis.
Bacalah firman Tuhan,
atau senandungkan nasyd ini:
Tuhanku
maafkanlah segala dosaku..
Tuhanku
ampunkanlah kejahilan hambaMu...
kusering melanggar laranganMu baik sedar ataupun tidak
kusering meninggalkan suruhanMu walau sedar aku milikMu...
Oh Tuhanku
Kaupimpinlah diri ini yang mendamba cintaMu
aku lemah, aku jahil
tanpa pimpinan dariMu...
Kau Pengasih
Kau Penyayang
Kau Pengampun kepada hamba-hambaMu
Selangkahku kepadaMu seribu lankah Kau padaku...
dan,
menangislah....
Indonesia Gagah Berani
Izzah saya sebagai bangsa Indonesia tergugah lagi ketika membaca ini:
Pada 1962, ketika di Jakarta diselenggarakan Asian Games Presiden Soekarno tegas-tegas menolak kehadiran kontingen Israel. Jakarta harus menghadapi konsekuensi serius: IOC (Komite Olimpiade Internasional) menolak menjadi pelindung Asian Games IV, bahkan melarang benderanya dikibarkan di Jakarta. Eeeh, bukannya minta ampun, Indonesia malah mundur dari IOC. Setahun kemudian, Indonesia menyelenggaraken GANEFO (Games of New Emerging Forces) di Jakarta. Perhelatan antar bangsa ini sukses besar dan dihadiri 48 negara. Bukan main, bukan main-main!
Sebelumnya, 1957 ketika timnas kesebelasan Indonesia berhasil melaju di zona Asia untuk merebut tiket Piala Dunia dan tinggal menghadapi Israel , Indonesia menolak untuk bertanding di Jakarta atawa Tel Aviv, Indonesia maunya tanding di tempat netral dan tanpa lagu kebangsaan (sebagai penolakan dan pernyataan tidak mengakui negara Israel). Indonesia mendapat sanksi dari FIFA.
Ketika Indonesia keluar dari PBB pada 7 Januari 1964, salah satu alasan Bung Karno adalah, " Dengan menguntungkan Israel dan merugikan negara-negara Arab (termasuk Palestina), PBB telah nyata-nyata menguntungkan imperialisme dan merugikan kemerdekaan bangsa-bangsa."
Bung Karno tegas menuduh PBB sebagai kepanjangan AS dan sekutunya serta mengatakan PBB lebih jelek dari mimbar omong kosong.
Pada 1962, ketika di Jakarta diselenggarakan Asian Games Presiden Soekarno tegas-tegas menolak kehadiran kontingen Israel. Jakarta harus menghadapi konsekuensi serius: IOC (Komite Olimpiade Internasional) menolak menjadi pelindung Asian Games IV, bahkan melarang benderanya dikibarkan di Jakarta. Eeeh, bukannya minta ampun, Indonesia malah mundur dari IOC. Setahun kemudian, Indonesia menyelenggaraken GANEFO (Games of New Emerging Forces) di Jakarta. Perhelatan antar bangsa ini sukses besar dan dihadiri 48 negara. Bukan main, bukan main-main!
Sebelumnya, 1957 ketika timnas kesebelasan Indonesia berhasil melaju di zona Asia untuk merebut tiket Piala Dunia dan tinggal menghadapi Israel , Indonesia menolak untuk bertanding di Jakarta atawa Tel Aviv, Indonesia maunya tanding di tempat netral dan tanpa lagu kebangsaan (sebagai penolakan dan pernyataan tidak mengakui negara Israel). Indonesia mendapat sanksi dari FIFA.
Ketika Indonesia keluar dari PBB pada 7 Januari 1964, salah satu alasan Bung Karno adalah, " Dengan menguntungkan Israel dan merugikan negara-negara Arab (termasuk Palestina), PBB telah nyata-nyata menguntungkan imperialisme dan merugikan kemerdekaan bangsa-bangsa."
Bung Karno tegas menuduh PBB sebagai kepanjangan AS dan sekutunya serta mengatakan PBB lebih jelek dari mimbar omong kosong.
Langganan:
Postingan (Atom)