Imunisasi, Halal dan Aman?


Oleh Dr Soedjatmiko, SpA, MSi
antaranews.com
Bagaimana cara mencegah wabah, sakit berat, cacat dan kematian akibat penyakit menular pada bayi dan balita ?
Pencegahan umum: berikan ASI eksklusif, makanan pendamping ASI dengan gizi lengkap dan seimbang , kebersihan badan, makanan, minuman, pakaian, mainan,  dan lingkungan.
Pencegahan khusus: berikan imunisasi lengkap, karena dalam waktu 4 – 6  minggu setelah imunisasi akan timbul antibodi spesifik yang efektif mencegah penularan penyakit, sehingga tidak mudah tertular, tidak sakit berat, tidak menularkan kepada bayi dan anak lain, sehingga tidak terjadi wabah dan tidak terjadi banyak kematian.

Benarkah imunisasi aman untuk bayi dan balita ?
Benar. Saat ini 194 negara terus melakukan vaksinasi untuk bayi dan balita. Badan resmi yang meneliti dan mengawasi  vaksin di  negara tersebut umumnya terdiri atas para dokter ahli penyakit infeksi, imunologi, mikrobiologi, farmakologi, epidemiologi, dan biostatistika. Sampai saat ini tidak ada negara yang melarang vaksinasi, justru semua negara berusaha meningkatkan cakupan imunisasi lebih dari 90% .

Mengapa ada “ilmuwan” menyatakan bahwa imunisasi berbahaya ?
Tidak benar imunisasi berbahaya. “Ilmuwan”  yang sering dikutip di buku, tabloid, milis ternyata bukan ahli vaksin, melainkan ahli statistik, psikolog, homeopati, bakteriologi, sarjana hukum, wartawan.  sehingga mereka tidak mengerti betul tentang vaksin. Sebagian besar mereka  bekerja pada era tahun 1950- 1960, sehingga sumber datanya juga sangat kuno.

Benarkah “ilmuwan  kuno” yang sering dikutip buku,  tabloid, milis, ternyata  bukan ahli vaksin ?
Benar, mereka semua bukan ahli vaksin. Contoh : Dr Bernard Greenberg (biostatistika tahun 1950), DR. Bernard Rimland (Psikolog),  Dr. William Hay (kolumnis),  Dr. Richard Moskowitz (homeopatik), dr. Harris Coulter,  PhD (penulis buku homeopatik, kanker), Neil Z. Miller,  (psikolog, jurnalis), WB Clark (awal tahun 1950) , Bernice Eddy (Bakteriologis tahun 1954), Robert F. Kenedy Jr (sarjana hukum)  Dr. WB Clarke (ahli  kanker, 1950an), Dr. Bernard Greenberg (1957-1959).
  
Benarkah dokter Wakefield “ahli vaksin”, membuktikan  MMR menyebabkan autism ?
Tidak benar.  Wakefield juga bukan ahli vaksin, dia  dokter spesialis bedah. Penelitian Wakefield tahun 1998 hanya dengan sample 18. Banyak penelitian lain oleh ahli vaksin di beberapa negara menyimpulkan MMR tidak terbukti mengakibatkan autis. Setelah diaudit oleh tim ahli penelitian, terbukti bahwa Wakefield memalsukan data, sehingga kesimpulannya salah. Hal ini telah diumumkan di majalah resmi kedokteran Inggris British Medical Journal Februari 2011.

Benarkah di semua vaksin terdapat zat-zat berbahaya yang dapat merusak otak ?
Tidak benar. Isu itu karena “ilmuwan” tersebut di atas  tidak mengerti isi vaksin, manfaat, dan batas keamanan zat-zat di dalam vaksin. Contoh: jumlah total etil merkuri yang masuk ke tubuh bayi melalui vaksin sekitar  2 mcg/kgbb/minggu, sedangkan batas aman menurut WHO adalah jauh lebih banyak (159 mcg/kgbb/minggu). Oleh karena itu vaksin mengandung merkuri dengan dosis yang sangat rendah dan dinyatakan aman oleh WHO dan badan-badan pengawasan lainnya.

Benarkah isu bahwa “semua zat kimia”  berbahaya bagi bayi ?
Tidak benar. Isu itu beredar karena penulis buku, tabloid, milis, tidak pernah belajar ilmu kimia. Oksigen, air, nasi, buah, sayur, jahe, kunyit, lengkuas, semua tersusun dari zat-zat kimia. Buktinya oksigen rumus kimianya O2, air H2O, garam NaCl. Buah dan sayur terdiri atas serat selulosa, fruktosa, vitamin, mineral, dll. Telur terdiri dari protein, asam amino, mineral. Itu semua zat kimia, karena ada rumus kimianya. Jadi zat-zat kimia umumnya  justru sangat dibutuhkan untuk manusia asal bukan zat yang berbahaya atau dalam takaran yang aman.

Benarkah vaksin terbuat dari nanah, dibiakkan di janin anjing, babi,  manusia yang sengaja digugurkan?
Tidak benar. Isu itu bersumber dari “ilmuwan”  50 tahun lalu (tahun 1961-1962). Teknologi pembuatan vaksin berkembang sangat pesat. Sekarang tidak ada vaksin yang terbuat dari nanah atau dibiakkan embrio anjing, babi, atau manusia.

Benarkah vaksin mengandung lemak babi ?
Tidak benar. Hanya sebagian kecil dari vaksin yang pernah bersinggungan dengan tripsin pada proses pengembangan maupun pembuatannya seperti vaksin polio dan meningitis. Pada vaksin meningitis, pada proses penyemaian induk bibit  vaksin tertentu 15 – 20 tahun lalu,  ketika panen bibit vaksin tersebut  bersinggungan dengan tripsin pankreas babi untuk melepaskan induk vaksin dari persemaiannya. Tetapi kemudian induk bibit vaksin tersebut dicuci dan dibersihkan total, sehingga pada vaksin yang disuntikkan tidak mengandung tripsin babi. Atas dasar itu maka Majelis Ulama Indonesia berpendapat vaksin itu boleh dipakai, selama belum ada penggantinya. Contohnya vaksin meningokokus (meningitis)  haji diwajibkan oleh Saudi Arabia bagi semua jemaah haji untuk mencegah radang otak karena meningokokus.

Benarkah vaksin yang dipakai di Indonesia buatan Amerika ?
Tidak benar. Vaksin yang digunakan oleh program imunisasi di Indonesia adalah  buatan PT Bio Farma Bandung, yang merupakan BUMN, dengan 98,6% karyawannya adalah Muslim. Proses penelitian dan pembuatannya mendapat pengawasan ketat dari ahli-ahli vaksin di BPOM dan WHO. Vaksin-vaksin tersebut juga diekspor ke 120 negara, termasuk 36 negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, seperti Iran dan Mesir.   

Benarkah program  imunisasi hanya di negara Muslim dan miskin  agar menjadi bangsa yang lemah?
Tidak benar. Imunisasi saat ini dilakukan di 194 negara, termasuk negara-negara maju  dengan status sosial ekonomi tinggi, dan negara-negara non-Muslim.   Kalau imunisasi bisa melemahkan bangsa, maka mereka juga akan lemah, karena mereka juga melakukan program imunisasi, bahkan  lebih dulu dengan jenis vaksin lebih banyak.  Kenyataanya : bangsa dengan cakupan imunisasi lebih tinggi justru lebih kuat. Jadi terbukti bahwa imunisasi justru memperkuat kekebalan terhadap penyakit infeksi, bukan melemahkan.

Benarkah isu di buku, tabloid dan milis bahwa di Amerika banyak kematian bayi  akibat vaksin ?
Tidak benar. Isu itu karena penulis tidak faham data Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) FDA Amerika tahun 1991-1994, yang mencatat 38.787 laporan  kejadian ikutan pasca imunisasi, oleh penulis angka tersebut ditafsirkan sebagai angka kematian bayi 1 – 3 bulan. Kalau memang benar angka kematian begitu tinggi tentu FDA AS akan heboh dan menghentikan vaksinasi. Faktanya Amerika tidak pernah meghentikan vaksinasi bahkan mempertahankan cakupan semua imunisasi di atas 90 %. Angka tersebut adalah semua keluhan nyeri, gatal, merah, bengkak di bekas suntikan, demam, pusing, muntah yang memang rutin harus dicatat kalau ada laporan masuk. Kalau ada  38.787 laporan dari 4,5 juta bayi  berarti KIPI hanya 0,9 %.

Benarkah isu bahwa banyak bayi balita meninggal  pada imunisasi masal campak di Indonesia ?
Tidak benar. Setiap laporan kecurigaan adanya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) selalu dikaji oleh Komnas/Komda KIPI yang terdiri dari pakar-pakar penyakit infeksi, imunisasi, imunologi. Setelah dianalisis dari keterangan keluarga, dokter yang merawat di rumah sakit, hasil pemeriksaan fisik, dan laboratorium, ternyata balita tersebut meninggal karena radang otak, bukan karena vaksin campak. Pada bulan itu ada beberapa balita yang tidak imunisasi campak juga menderita radang otak. Berarti kematian balita tersebut bukan karena imunisasi campak, tetapi karena radang otak.

Demam, bengkak, merah setelah imunisasi membuktikan bahwa vaksin berbahaya?
Tidak berbahaya. Demam, merah, bengkak, gatal di bekas suntikan adalah reaksi wajar setelah vaksin masuk ke dalam tubuh. Seperti rasa pedas dan berkeringat setelah makan sambal adalah reaksi normal tubuh kita. Umumnya keluhan tersebut akan hilang dalam beberapa hari. Boleh diberi obat penurun panas, dikompres. Bila perlu bisa konsul ke petugas kesehatan terdekat.

Benarkah vaksin Program Imunisasi  di Indonesia juga dipakai oleh 36 negara Muslim?
Benar. Vaksin yang digunakan oleh program imunisasi di Indonesia adalah  buatan PT Biofarma Bandung. Vaksin-vaksin tersebut dibeli dan dipakai oleh  120 negara, termasuk 36 negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam.

Benarkah  isu  di tabloid, milis, bahwa  program imunisasi gagal?
 Tidak benar. Isu-isu tersebut bersumber dari data yang sangat kuno (50  – 150 tahun  lalu) hanya dari 1 – 2 negara saja, sehingga hasilnya sangat berbeda  dengan hasil penelitian terbaru, karena vaksinnya sangat berbeda.
 Contoh :
-          Isu vaksin cacar variola gagal,  berdasarkan data yang sangat kuno, di Inggris tahun 1867 – 1880 dan Jepang tahun 1872-1892.  Fakta terbaru sangat berbeda, bahwa dengan imunisasi cacar di seluruh dunia sejak tahun 1980  dunia bebas cacar variola.
-          Isu vaksin difteri gagal, berdasarkan data di Jerman tahun 1939. Fakta sekarang: vaksin difteri dipakai di seluruh dunia dan mampu menurunkan kasus difteri hingga 95 %.
-          Isu pertusis gagal hanya dari data di Kansas dan Nova Scottia tahun 1986
-          Isu vaksin campak berbahaya hanya berdasar penelitian 1989-1991 pada anak miskin berkulit hitam di Meksiko, Haiti dan Afrika

Benarkah program imunisasi gagal, karena setelah diimunisasi bayi balita masih bisa tertular penyakit tersebut ?
 Tidak benar program imunisasi gagal.  Perlindungan vaksin memang tidak 100%. Bayi dan balita yang telah diimunisasi masih bisa tertular penyakit, tetapi jauh lebih ringan dan tidak berbahaya. Bayi  balita yang belum diimunisasi lengkap bila tertular penyakit tersebut bisa sakit berat, cacat atau meninggal.

Benarkah imunisasi  bermanfaat mencegah wabah, sakit berat, cacat dan kematian bayi dan balita?
 Benar.  Badan penelitian di berbagai negara membuktikan bahwa dengan meningkatkan cakupan imunisasi, maka penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi berkurang secara bermakna.  Oleh karena itu saat  ini program imunisasi dilakukan terus menerus di 194 negara, termasuk negara dengan sosial ekonomi tinggi dan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.  Semua negara berusaha meningkatkan cakupan agar lebih dari 90 %. Di Indonesia, setelah wabah polio 2005-2006 karena banyak bayi yang tidak diimunisasi polio, maka  menyebabkan 305 anak lumpuh permanen. Setelah digencarkan imunisasi polio, sampai saat ini tidak ada lagi kasus polio baru.

Mengapa di  Indonesia ada buku, tabloid, milis, yang menyebarkan isu bahwa vaksin berbahaya, tidak effektif, tidak dilakukan di negara maju ?
 Karena di Indonesia ada orang-orang  yang tidak mengerti tentang vaksin dan imunisasi, hanya mengutip dari “ilmuwan” tahun 1950 -1960 yang ternyata bukan ahli vaksin, atau berdasar data-data 30 – 40 tahun lalu (1970 – 1980an) atau hanya dari 1 sumber yang tidak kuat. Atau dia mengutip Wakefield spesialis bedah, bukan ahli vaksin, yang penelitiannya dibantah oleh banyak tim peneliti lain, dan oleh majalah resmi kedokteran Inggris British Medical Journal Februari 2011 penelitian Wakefield dinyatakan salah alias bohong. Ia hanya berdasar kepada 1 – 2 laporan kasus yang tidak diteliti lebih lanjut secara ilmiah, hanya berdasar logika biasa.

Bagaimana orangtua harus bersikap terhadap isu-isu tersebut?
 Sebaiknya semua bayi dan balita diimunisasi secara lengkap. Saat ini 194 negara di seluruh dunia yakin bahwa imunisasi aman dan bermanfaat mencegah wabah, sakit berat, cacat, dan kematian pada  bayi dan balita. Terbukti 194 negara tersebut terus menerus melaksanakan program imunisasi, termasuk negara dengan sosial ekonomi tinggi dan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dengan cakupan umumnya lebih dari 85 %.
Badan penelitian di berbagai negara membuktikan kalau semakin banyak bayi balita tidak diimunisasi akan terjadi wabah, sakit berat, cacat atau mati. Hal ini telah terbukti di Indonesia, di mana wabah polio merebak pada tahun 2005-2006 (305 anak lumpuh permanen), wabah campak 2009 – 2010 (5.818 anak dirawat di RS, meninggal 16), dan wabah difteri 2010-2011 (816 anak di rawat di RS, 56 meninggal).

Bisakah  ASI, gizi, dan suplemen herbal menggantikan imunisasi ?
Tidak ada satupun badan penelitian di dunia yang menyatakan bisa, karena kekebalan yang dibentuk sangatlah berbeda. ASI, gizi, suplemen herbal, kebersihan, hanya memperkuat pertahanan tubuh secara umum, karena tidak membentuk kekebalan spesifik terhadap kuman tertentu. Kalau  jumlah kuman banyak dan ganas, perlindungan umum tidak mampu melindungi bayi, sehingga masih bisa sakit berat, cacat atau bahkan mati.

Imunisasi merangsang pembentukan antibodi dan kekebalan seluler yang spesifik terhadap kuman-kuman atau racun kuman tertentu, sehingga bekerja lebih cepat, efektif, dan efisien untuk mencegah penularan penyakit yang berbahaya.

Bolehkah selain diberikan imunisasi, ditambah dengan suplemen gizi dan herbal?
Boleh. Selain diberi imunisasi, bayi harus diberi ASI eksklusif, makanan pendamping ASI dengan gizi lengkap dan seimbang, kebersihan badan, makanan, minuman, pakaian, mainan,  dan lingkungan. Suplemen diberikan sesuai kebutuhan individual yang bervariasi. Selain itu bayi harus diberikan kasih sayang dan stimulasi bermain untuk mengembangkan kecerdasan, kreatifitas dan perilaku yang baik.

Benarkah bayi dan balita yang tidak diimunisasi lengkap rawan tertular penyakit berbahaya ?
Benar. Banyak penelitian imunologi dan epidemiologi di berbagai membuktikan bahwa bayi balita yang tidak diimunisasi lengkap tidak mempunyai kekebalan spesifik terhadap penyakit-penyakit berbahaya. Mereka mudah tertular penyakit tersebut, akan menderita sakit berat, menularkan ke anak-anak lain, menyebar luas, terjadi wabah, menyebabkan banyak kematian dan cacat.

Benarkah wabah akan terjadi bila banyak bayi dan balita tidak diimunisasi  ?
Benar. Itu sudah terbukti di beberapa negara Asia, Afrika dan di Indonesia.
Contoh: wabah polio 2005-2006 di Sukabumi karena banyak bayi balita tidak diimunisasi polio, dalam hitungan beberapa bulan, virus polio menyebar cepat ke Banten, Lampung, Madura, menyebabkan 305 anak lumpuh permanen.
Wabah campak di Jawa Tengah dan Jawa Barat  2010-2011 mengakibatkan  5.818 anak dirawat di rumah sakit dan 16 anak di antaranya meninggal dunia.
Wabah difteri dari Jawa Timur 2009 – 2011 menyebar ke Kalimantan Timur, Selatan, Tengah, Barat, DKI Jakarta, menyebabkan 816 anak harus di rawat di rumah sakit, 54 meninggal.

 *Penulis adalah  :
    Ketua III Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia 2002-2008
    Sekretaris Satgas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI).
    Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang - Pediatri  Sosial, Magister Sains Psikologi Perkembangan

Ingin Gemuk / Meningkatkan Berat Badan

Berbagai tips dan metode ditawarkan untuk merampingkan badan namun masih jarang yang menawarkan metode untuk menambah nerat badan. Beberapa  pembaca blog ini menanyakan bagaimana metode untuk meningkatkan berat badan karena ia merasa badannya saat ini terlalu kurus.
Beberapa informasi ini semoga dapat menjadi panduan bagi Anda yang ingin menaikkan berat badan:

1. Makan lebih sering. Bukan lebih banyak, tetapi lebih sering. Gunanya adalah untuk menambah jumlah kalori. Normalnya, wanita membutuhkan sebanyak 1.900 kalori sehari yang digunakan untuk beraktivitas.
Nah, jika ingin menaikkan berat badan, asuplah kalori lebih dari itu. Anda memerlukan 500 kalori ekstra per hari, agar berat badan bisa naik sekitar setengah kilogram seminggu.
 
Makan 5-6 kali sehari, setiap hari: 3 makan besar seperti sarapan, makan siang dan makan malam ditambah 2-3 kali cemilan. Usahakan untuk memberi jarak 2-3 jam antar makan untuk memberikan waktu mengolah makanan. Hindari junk food karena junk food memiliki banyak kandungan lemak trans yang tidak sehat. Jangan lupa untuk tetap mengkonsumsi buah dan sayuran agar Anda mendapatkan gizi seimbang. 

2. Tingkatkan asupan protein, sebab tubuh Anda memerlukan banyak protein untuk membentuk otot-otot baru. Konsumsilah makanan dengan protein tinggi, seperti kacang-kacangan, ikan dan daging. Minum susu. Dan tentunya jangan sampai Anda melupakan karbohidrat dan lemak.

Dalam jumlah sedikit, dua nutrisi ini bisa membuat tubuh lebih gemuk secara sehat. Pilih lemak sehat yang biasa terdapat pada biji-bijian, minyak zaitun atau ikan salmon. Untuk karbohidrat, konsumsilah yang bersifat kompleks, misalnya nasi merah, kentang rebus atau gandum.

3. Mulailah berolahraga ringan (jika Anda belum melakukannya) agar energi yang Anda konsumsi tidak hanya disimpan sebagai lemak tetapi juga sebagai otot.
1 jam setelah berolah raga makanlah real food (bukan suplemen)

4. Juga jangan lupa untuk beristirahat yang cukup dan  kelola stres dengan cara relaksasi mental, karena stres memakan energi. Nikmati prosesnya. Enjoy it and be thankful!  Enaaaak, bukaaaaan...??


5. Stop merokok, kurangi kopi dan teh

6. Untuk meningkatkan efektifitas dan melancarkan pencernaan, gemarlah minum air putih. 

7. Jangan gunakan obat-obatan penggemuk badan. Itu sama sekali tidak aman.

Bagaimana untuk yang nafsu makan kurang?  
Tips berikut dapat membantu:
- rileks
- ingat dan alami kembali pengalaman ketika Anda merasa lapar, misalnya ketika Anda berpuasa
- perkuat rasa lapar itu, amplify
- sesaat ketika hampir mencapai puncak rasa lapar tersebut, tarik nafas panjang dan katakan: SAATNYA MAKAN!
- ulangi beberapa kali untuk memperkuat asosiasi kode SAATNYA MAKAN dengan rasa lapar
- kapanpun Anda mengatakan kepada diri SAATNYA MAKAN maka insyaAllah perut akan terasa lapar dan siap untuk diisi makanan. Tetap makan secukupnya, jangan berlebihan.

Oke, selamat menjalankan tips di atas dengan  GEMBIRA!! :)

Terapi G.A.L.A.U (Modified Sedona Method)

Galau, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi IV halaman berarti kacau (tentang pikiran); “bergalau” berarti (salah satu artinya) kacau tidak keruan (pikiran); dan “kegalauan” berarti sifat (keadaan hal)
Dalam psikologi, galau akan lebih tepat digolongkan sebagai manifestasi kecemasan.
Kecemasan dapat dimasukkan dalam teori psikoanalisis. Sigmund Freud mengatakan kecemasan berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada.
Kecemasan adalah perasaan tak nyaman berupa rasa gelisah, takut, atau khawatir yang merupakan manifestasi dari faktor psikologis dan fisiologis. Kecemasan dalam kadar normal merupakan reaksi atas stress yang muncul guna membantu seseorang dalam merespon situasi yang sulit. Ada beberapa macam kecemasan:
  • Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada besarnya ancaman.
  • Kecemasan neurotik adalah rasa takut bila instink atau keinginan pribadi akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang tidak diinginkan.
  • Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
Ada sebuah metode psikoterapi yang sangat terkenal bernama Sedona Method. Metode simpel namun powerful ini ditemukan oleh Lester Levenson dan dipopulerkan oleh muridnya Hale Dwoskin. Caranya adalah merangsang bawah sadar untuk mengambil keputusan dan menemukan solusi dengan melakukan monolog. 
Simpel sekali, ambil tempat yang tenang.  Identifikasi permasalahan Anda, misalnya cemas, galau, takut, marah, benci dan yang semacamnya. Anda boleh memberikan nilai antara 10 sampai 0. 10 berarti nilai maksimal, nol berati perasaan itu sudah hilang.  Lalu, ajukan pertanyaan ini:
1. Dapatkah saya melepaskannya?
Saat itu juga pikiran Anda akan mengalami dialog, mungkin pertentangan batin, mungkin juga sebuah jawaban langsung. Apapapun yang Anda alami, lanjutkan dengan pertanyaan berikut:
2. Bersediakah saya melepaskannya?
Mungkin Anda akan bisa langsung menjawab 'mau' atau 'belum mau' atau 'mau, tapiiiii'
3. Kapankah saya  melepaskannya?
Dan sama seperti dua pertanyaan di atas, bawah sadar Anda merespon pertanyaan itu dengan mencari jawaban yan paling bijkaksana bagi diri Anda.  Anda tidak perlu menyadari jawaban 'ya' atau 'tidak'nya. Ajukan saja pertanyaan itu terus menerus. Bombardir critical area Anda dengan pertanyaan itu.
Lakukan pengulangan, terus ulangi lagi hingga nilai Anda menjadi nol.

 
Dan, bagi sahabat muslim ini lebih mudah. Anda tentunya mengenal istighfar ya? 
Habib Umar bin Segaf as-Segaf, dalam karyanya, Tafrihul Qulub wa Tafrijul Kurub mengatakan“Kitabullah dan hadis-hadis Rasul SAW menyebutkan fadhilah-fadhilah istighfar berulang kali. Diantara fadhilahnya adalah melebur dosa-dosa, menetaskan jalan keluar dari pelbagai persoalan, dan menyingkirkan kegalauan serta kesumpekan dari dalam hati.”

 
Menggabungkan Sedona method dengan istighfar terbukti sangat lebih powerful!
Caranya: (khusus untuk terapi ini) maknai astaghfirullah al azhim dengan: Saya memohon ampunanMu , wahai Allah Yang Maha Agung. Dan buatlah saya dapat melepaskan (galau) ini, saya bersedia melepaskan (galau) itu SEKARANG juga.
Ini semacam penguatan saja sebenarnya. Dengan memahami arti istighfar sebenarnya sudah sangat cukup. Dengan mengucapkan dan memahami istighfar  sesungguhnya sedang terjadi proses merelease beban emosi, melakukan pemindahan tanggung jawab mental ke luar diri yakni kepada Yang Maha Agung lagi Gagah Perkasa. Dengan istighfar itu kita meng-nol-kan diri. Cling!
Dan mudah bagi Anda untuk melakukan itu: mengucapkan astaghfirullah al azhim, sementara pikiran memaknainya dengan konten Sedona method modifikasi di atas. Ini sama dengan Anda membayangkan konten: semangkuk bakso panas dengan kuah yang segar disertai taburan seledri dan bawang goreng cukup dengan kata 'bakso'.
Kemudian beristighfarlah sebanyak mungkin. Langkahnya sama seperti tadi, nilai - lakukan istighfar- nilai ulang. Maka insya Allah, segala macam kegalauan sirna dan berganti menjadi ketentraman hati yang luaaaaar biasaaaaa....

Diagnosis dan Terapi Jatuh Cinta

Ini adalah tanda-tanda cinta yang dirangkum oleh Ibnul Qayyim al Jauzy. Beliau adalah seorang dokter termasyhur di jamannya, seorang ulama, budayawan dan cendekiawan. Gunanya, Anda bisa melakukan diagnosis terhadap diri Anda atau orang lain, apakah Anda atau orang tersebut sedang cinta atau lebih tepatnya jatuh cinta
Karena cinta adalah sebuah 'state' yang berhubungan dengan simtom, maka dengan mengubah simtom Anda bisa juga mengubah 'state' tersebut. 
Dalam terminologi kedokteran, apa yang dipaparkan oleh Ibnul Qayyim merupakan kumpulan simtom. Kumpulan simtom disebut dengan syndrome/sindrom. Sindrom dapat diterapi dengan menyembuhkan simtomnya.
Bagi seseorang yang, misalnya, cintanya tidak pada tempatnya, maka dengan mengubah atau memanipulasi simtom dibawah ini otomatis cinta patologis tersebut akan mengalami perubahan juga. Ini bisa digunakan sebagai terapi.

Baiklah, ini dia simtom cinta:
1. Menghujamkan pandangan mata (pandangan mata yang dalam terhadap yang dicinta)
2. Malu-malu bila bertemu pandang
3. Banyak mengingat, membicarakan atau menyebut yang dicinta
4. Tunduk kepada yang dicinta dan mendahulukannya daripada dirinya sendiri
5. Sabar terhadap gangguan dari yang dircinta
6. Memperhatikan kata-kata dan mendengarkan yang dicinta
7. Mencintai tempat dan rumah yang dicinta
8. Mencintai apapun yang dicintai yang dicinta
9. Jauh terasa dekat
10. Salah tingkah jika bertemu
11. Kaget atau gemetar tatkala menghadapi atau mendengar namanya disebut
12. Cemburu
13. Berkorban untuk mendapatkan ridhanya
14. Suka menyendiri
15. Menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan atau yang tidak disukainya
16. Merasakan adanya kecocokan

Sepertinya tidak perlu dijabarkan poin per poin. Cukup jelas.
Objek cinta bisa bermacam hal, bisa manusia, harta benda, atau Tuhan.
Baiklah, untuk cinta yang terlarang, dari simtom-simtom tersebut dapat dilakukan terapi sebagai berikut:

1. Jaga pandangan
2. Jangan malu-malu bila bertemu pandang. Tatap di atas alis, jangan di bola mata.
3. Kurangin tuh nyebut-nyebut namanya.
4. Emang dia siape, diri lo dulu dong diduluin.
5. Gangguin? Hajar! Tinggalin. Remove!
6. Simak kata-kata yang bermanfaat
7. Tempat itu kan netral. Ya netral saja.
8. Sesuatu yang positif adalah positif dengan sendirinya, bukan karena dicintai oleh seseorang
9. Jauh dekat pikirin argo! BBM sekarang mahal!
10. Kalau bertemu bertindak yang wajar. Kalau nggak perlu nggak usah ketemu.
11. Zikir
12. Cemburu. Emang lo siapanya?
13. Heroik itu boleh, tapi ikhlas lebih penting
14. Gaul yang positif
15. Oh ya, itu bagus. Tetap netral ya
16. Bedakan antara cocok sama dicocok-cocokin. Orang jatuh cinta itu yang kelihatan yang cocok-cocok saja. Yang nggak cocok, dicocok-cocokin. Netral dong. Nol.

Lebih dari itu, bagi manusia yang merupakan makhluk spiritual, kebutuhan untuk mencintai yang sesungguhnya adalah kepada Tuhan. Maka mengarahkan simtom di atas kepada Tuhan merupakan bentuk cinta yang lebih mengarah kepada pemenuhan kebutuhan tertinggi.
Oke? Semoga lekas sembuh.

Gaya Marah dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

Emosi adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran dan perilaku. Setiap manusia memiliki emosi, entah senang dan gembira, marah ataupun sedih. Tidak ada yang salah dengan emosi, masalahnya banyak orang yang sangat berlebihan memaknai dan merespons emosi tersebut. Marah adalah salah satu bentuk emosi.

Ada 3 cara yang biasanya dilakukan orang untuk merespons emosi, yaitu:
1. Menekan atau memendam emosi marah
Orang yang suka menekan kemarahan mungkin akan terlihat tenang, namun emosi yang selalu ditekan tersebut suatu saat akan meledak.
Pada dasarnya, orang dengan tipe ini juga akan mudah tersinggung, marah dan merasa tersakiti. Dan tanpa disadarinya, emosi yang terpendam akan tercermin pada sikap yang tidak menyenangkan, sering berkata kasar dan menyakitkan.
Orang yang menekan emosi lebih banyak diam dan marahnya dipendam, tapi dia suka ngoceh dan suatu saat bisa ‘meledak’. Orang seperti ini jika lama-lama dibiarkan bisa mengalami gangguan jantung, tenggorokan dan kanker. Banyak orang yang menderita sakit yang tidak tersembuhkan disebabkan karena kemarahan dan kecemasan yang sering ditekan.
2. Melampiaskan kemarahan
Adayang menganggap bahwa orang yang bisa melampiaskan emosi bisa lebih sehat ketimbang yang suka memendamnya. Namun emosi yang dilampiaskan secara berlebihan efeknya hanya sesaat. Emosi yang dikeluarkan dengan spontan marah atau mengamuk masih akan tersimpan dan tidak hilang begitu saja.
Orang yang melampiaskan marah dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
3. Mengalihkan emosi pada hal lain
Orang tipe ini biasanya akan mengalihkan emosi dan stres pada hal-hal lain yang dianggap bisa melupakan masalahnya, seperti berbelanja barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, makan berlebihan, merokok, tidur, kerja berlebihan atau bahkan becanda sepanjang hari.
Orang yang merokok itu pasti stres dan sebenarnya dia tahu bahwa rokok itu tidak sehat tapi masih menghisapnya
Meski bisa melupakan emosi negatif yang tidak menyenangkan, namun Imengalihkan emosi bukanlah yang baik untuk mengatasi masalah. Masalah masih ada dan tidak pernah selesai andai tidak ada upaya untuk menyelesaikan. Yang ada adalah copping, semacam lari dari masalah. Suatu saat masalah akan terakumulasi dan bisa lebih berbahaya lagi.

Cara terbaik merespons emosi
Menurut Irma Rahayu, dari Emotional Healing Indonesia (EHI) yang sudah menangani lebih dari 5.000 klien yang bermasalah dengan emosi, cara terbaik untuk merespons emosi khususnya emosi marah adalah dengan mengeluarkannya dengan cara yang baik dan santun atau bicara baik-baik dengan orang yang membuat kita kesal.
Misal Anda kesal dengan orang A, maka Anda harus menyampaikan pada orang itu bahwa Anda tidak suka dengan tindakan dia, tapi dengan cara yang halus, santun dan bukan marah-marah. Jangan melemparkan emosi kesal Anda pada orang lain, karena itu tidak menyelesaikan masalah. Jika sekiranya Anda tidak mungkin menyampaikannya, misal dia adalah bos atau orang yang punya jabatan tinggi, maka lakukan sending love. Tetap bersikap baik pada dia sambil mendoakan dia hal-hal yang baik, semoga dia berubah dan berkah, atau berdoa untuk diri sendiri semoga mendapatkan hal-hal baik. Jangan Anda malah mendoakan yang jelek-jelek karena itu akan jadi emosi yang negatif untuk diri Anda sendiri, demikian anjuran Irma Rahayu.

Jatuh Cinta Itu Belum Mencintai

Gerimis sepanjang hari membuat saya memilih di rumah saja, sambil menikmati hangatnya suasana rumah, bercengkerama dengan keluarga. Mending nulis di fb dan blog. Di luar dingin, apalagi sambil ngemut es, hehe
Entah apa alasannya, nenek moyang kita membuat istilah ini: jatuh cinta. Nenek moyangnya orang bule membuat istilah yang sama: falling in love. Hanya mbah saya yang orang Jawa yang nggak kenal tiba ing tresna . Nek ana ya munine gedebug, kaya kuwe ndeyan yah?
Jatuh, dari rasa bahasanya saja sudah tidak enak. Jatuh itu sakit. Jatuh selalu bersifat pasif, atau terpaksa. Jatuh berkorelasi dengan posisi sebagai korban. Jatuh selalu ke bawah, ke posisi rendah.  Tidak ada yang enak ya?

Tapi terlanjur beken istilah jatuh cinta ini. Dan rupanya orang pada senang jatuh cinta. Kenapa ya? Mungkin Eyang Titik Puspa bisa mejawabnya..
Kata Eyang Titik Puspa mah gini: Jatuh cinta berjuta indahnya…  Oh, pantesan.
Jatuh cinta rupanya banyak memakan korban. Terpanah asmara, dirundung rindu, korban cinta, hancur hatiku karena cinta, itu adalah istilah yang sering saya dengar dan lihat dari keluhan pasien atau status facebook. Lagu dangdut putus cinta itu merupakan efek dari jatuh cinta ketimpa tangga.  Hehehe…
Jatuh cinta memposisikan seseorang sebagai korban, objek, tidak berdaya.
Berbeda dengan mencintai. Mencintai  itu membuat kita menjadi pelaku, subjek dan berkuasa.

Jatuh cinta, adalah permainan hormon. Tahukah kawan, yang membuat kau jatuh cinta adalah karena adanya peran hormonal di tubuhmu.  Pandangan mata membuat kesan pertama. Organ sensitif bernama VMO menangkap feromon lawan jenis dan  disampaikan ke hipotalamus. Disini setelah senyawa feromon bertindak sebagai inisiator, maka selanjutnya hipotalamus akan merangsang pembentukan senyawa kimia lain yaitu senyawa phenyletilamine (PEA), dopamine, norepinephrine, senyawa endorfin, dan senyawa oksitosin.
Senyawa-senyawa inipun akan bertindak sesuai fungsinya masing-masing. Senyawa PEA, dopamine, dan norepinephrine memberikan respon tersipu-sipu atau malu ketika berpandangan dengan orang yang dicintai. Senyawa endorfin (endogenous morphine) akan menimbulkan perasaan aman, damai, dan tentram. Sedangkan senyawa oksitosin berperan dalam membuat rasa cinta itu rukun dan mesra diantara keduanya.
Selanjutnya efek dari senyawa feromon dan senyawa-senyawa kimia lain terhadap tubuh manusia dapatlah disamakan dengan efek narkoba. Senyawa-senyawa ini akan membuat seseorang kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin.
Tuh kan, rasanya macem-macem. Nggak sampai berjuta sih, tapi ya maklumlah,o rang lagi jatuh cinta kan memang suka lebay. Wong perasaannya sepuluh dibilang berjuta. Hehehe…

Cinta monyet memiliki mekanisme yang sama. Cinta Kingkong juga begitu. Dan kamu bukan nyemot, percayalah...
Makanya sob, jangan heran kalau waktu lagi jatuh cinta ngelihat genteng rumah si doi dari jarak jauh saja ada rasa mak serrrr… gitu ya karena ada anchor psikologis yang memicu sekresi hormon-hormon tadi. Ada yang bilang, setiap mengingatmu hatiku damai… gitu ya. Suisasuiiiiit... so suwiiit dah

Sayangnya hormon ini hanya seru di kisaran masa 2 hingga 4 tahun saja. Sesudah itu kadarnya berangsur turun bahkan hilang. Tepatnya bukan hilang, tetapi reseptornya sudah majal, kebal, tidak sensitif lagi.  Ini yang namanya  masa jatuh cinta, kali ya?  Hormon itu kan ngga stabil. Pasang surut.  Naik turun. Terus surut dan turun terus.
Orang pacaran, itu jatuh cinta doank! Bukan mencintai. Yakiiiiin dah! Habis hormonnya juga habis cinta gombalnya... sumpeh dah!
Jatuh cinta itu tidak stabil. Agar stabil, maka agama membuat solusi penyangga dengan pernikahan.
Orang yang pernikahannya berjalan setelah 5 tahun, nah itu baru mencintai. Namanya me- (perbuatan aktif) tentu punya effort ya?  Ya, itulah penyangga cinta. Setelah hormon-hormon  cinta itu habis, komitmenlah yang menjadi atap, tanggung jawab menjadi  penyangga, anak yang menjadi pengikat, tujuan bersama yang menjadi adonan unik menggantikan rasa yang berjuta itu tadi.

Mencintai itu lebih dewasa. Mencintai bukan cinta monyet. Mencintai itu bukan masalah rasa serrr… atau semacamnya. Mencintai itu bukan permainan hormon. Ia adalah karunia yang hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang matang. Mencintai itu sebuah bentuk tanggung jawab. Memberi. Tidak ada yang tersakiti dengan mencintai. Tidak ada yang jadi korban dengan mencintai. Tidak ada yang hancur dengan mencintai.
Ketika ada kegagalan, orang yang jatuh cinta rasanya terhempas. Sementara orang yang memilih cinta dengan me- lebih tegar, ia berani memikul tanggung jawab dan bangkit. Tidak merasa hancur, merasa sakitpun sekadarnya. Ia memiliki kemampuan sembuh lebih cepat.
Jadi, biarlah cinta monyet menjadi milik kaumnya. Hahaha… no offense lah.
Biarlah jatuh cinta dialami oleh orang yang membiarkan dirinya tanpa daya.
Mencintai, itulah arti kebahagiaan

Jatuh Cinta Itu Permainan Hormon (Biokimia Bagian 2)

Anda pernah jatuh cinta? pernahkah anda memikirkannya mengapa rasa cinta dan sayang bisa timbul dalam diri anda? Dan mengapa rasa itu begitu menggebu-gebu di usia remaja? Bagaimana rasa cinta itu muncul dan mengapa bisa timbul?
"Jatuh cinta.. berjuta rasanya..." ini petikan lagunya Eyang Titik Puspa yang terkenal itu. Dan kata orang jatuh cinta itu sulit dijelaskan ya? Love is Blind, kata lagu juga. Siapa ya yang nyanyi?

Tapi, ngomong-ngomong, jatuh cinta bisa dijelaskan secara ilmiah menggunakan ilmu kimia. Perasaan cinta dan sayang antara dua orang berlainan jenis timbul karena adanya senyawa-senyawa kimia di dalam diri kedua orang tersebut. Salah satu senyawa kimia itu disebut senyawa feromon atau biasa juga disebut hormon pheromones.

Senyawa Feromon
Kata feromon (pheromone) berasal dari bahasa Yunani yaitu phero yang artinya membawa dan mone yang berarti sensasi. Definisi dari senyawa feromon adalah suatu zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan dimiliki oleh semua makhluk hidup untuk mengenali jenisnya, lawan jenisnya, individu lain di luar dirinya, dan kelompok lain. Zat ini sangat membantu di dalam proses reproduksi makhluk hidup.
Pada manusia, zat feromon ini dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang berada di ketiak, wajah, kulit dan kemaluan. Senyawa pheromon ini akan aktif ketika yang bersangkutan telah memasuki usia yang cukup (baligh). Zat feromon bersifat kasat mata atau tidak terlihat, tidak memiliki ukuran, tidak dapat dirasakan oleh panca indera manusia dan mudah menguap.
Zat feromon paling sering dikeluarkan oleh tubuh saat tubuh berkeringat dan juga dapat tertahan di dalam pakaian. Makanya ada wanita yang suka ntimpan pakaian pasangan yang digantung di kamar setelah dipakai. Hahaha..
Banyak ahli mengatakan bahwa senyawa pheromon memiliki andil dalam menimbulkan rasa ketertarikan kepada lawan jenis. Rasa sayang, cinta, gairah seks, rindu di timbulkan oleh senyawa pheromon.

Cara Kerja Feromon
Layaknya inisiator dalam reaksi kimia, pheromones dapat menimbulkan rasa tertarik kepada lawan jenis baik itu secara seksual ataupun tidak. Proses kerja feromon biasanya dimulai dari kontak mata, jika kontak mata terjadi maka senyawa feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang sensisitif yaitu Vomerosonal Organ (VNO). VMO ini terdapat di dalam lubang hidung dan terhubung ke dalam otak melalui jaringan syaraf.
Setiap feromon berhembus dari tubuh maka feromom ini akan tercium oleh VNO dan akan diteruskan ke daerah hipotalamus yang juga mengatur emosi manusia. Dan setelah menerima ransangan, otak akan memberi respon balik dan akan mempengaruhi kondisi psikologis tubuh misalnya akan terjadi perubahan detak jantung, nafas yang menjadi tidak beraturan, suhu tubuh meningkat, keringat, dan lain-lain.

Faktor Senyawa Kimia Lain
Pada dasarnya proses pemberian respon dari hipotalamus untuk melakukan perubahan psikologis emosi saat berdekatan dengan orang yang dikasihi tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Disini setelah senyawa feromon bertindak sebagai inisiator, maka selanjutnya hipotalamus akan merangsang pembentukan senyawa kimia lain yaitu senyawa phenyletilamine (PEA), dopamine, norepinephrine, senyawa endorfin, dan senyawa oksitosin.
Senyawa-senyawa inipun akan bertindak sesuai fungsinya masing-masing. Senyawa PEA, dopamine, dan norepinephrine memberikan respon tersipu-sipu atau malu ketika berpandangan dengan orang yang dicintai. Senyawa endorfin (endogenous morhine) akan menimbulkan perasaan aman, damai, dan tentram. Sedangkan senyawa oksitosin berperan dalam membuat rasa cinta itu rukun dan mesra diantara keduanya.
Selanjutnya efek dari senyawa feromon dan senyawa-senyawa kimia lain terhadap tubuh manusia dapatlah disamakan dengan efek narkoba. Senyawa-senyawa ini akan membuat seseorang kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin.
Perasaan jatuh cinta ini selang beberapa waktu akan menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini disebabkan produksi senyawa tersebut tidak berlangsung terus menerus, kemampuan tubuh menghasilkan senyawa itu mulai berkurang setelah dua sampai empat tahun. Akibatnya, rasa tertarik pada seseorang pun mulai meluntur, terutama ketika tubuh tidak lagi memenuhi kebutuhan PEA. Pada saat rasa ketertarikan itu kian meluntur, maka otak akan tetap berusaha untuk memproduksi senyawa oksitosin selama kedua pasangan berusaha untuk saling menyayangi dan setia.

Impotensi

Impotensi (Disfungsi Ereksi) adalah ketidakmampuan untuk memulai dan mempertahankan ereksi.

Impotensi biasanya merupakan akibat dari:
  • Kelainan pembuluh darah
  • Kelainan persarafan
  • Obat-obatan
  • Kelainan pada penis
  • Masalah psikis yang mempengaruhi gairah seksual.
Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia; sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda. Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut. Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi.

Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.

Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi. Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat:

  • Cedera
  • Diabetes melitus
  • Sklerosis multipel
  • Stroke
  • Obat-obatan
  • Alkohol
  • Penyakit tulang belakang bagian bawah
  • Pembedahan rektum atau prostat.
Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada pria usia lanjut yang banyak mengkonsumsi obat-obatan). Obat-obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah:
- Anti-hipertensi
- Anti-psikosa
- Anti-depresi
- Obat penenang
- Simetidin
- Litium.

Kadang impotensi terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron. Tetapi penurunan kadar hormon pria (yang cenderung terjadi akibat proses penuaan), biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual (libido).

Beberapa faktor psikis yang bisa menyebabkan impotensi:
  • Depresi
  • Kecemasan
  • Perasaan bersalah
  • Perasaan takut akan keintiman
  • Kebimbangan tentang jenis kelamin.

Gejala: penderita tidak mampu memulai dan mempertahankan ereksi.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari adanya perubahan ciri seksual pria, misalnya payudara, testis dan ukuran penis, serta perubahan pada rambut, suara maupun kulit. Untuk mengetahui adanya kelainan pada arteri di panggul dan selangkangan (yang memasok darah ke penis), dilakukan pengukuran tekanan darah di tungkai.

Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan:
  • Pemeriksaan darah lengkap
  • Pemeriksaan gula darah untuk diabetes
  • Pemeriksaan kadar TSH
  • USG penis.

Pengobatan

Impotensi biasanya bisa diobati tanpa pembedahan. Jenis pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Latihan khusus dilakukan oleh penderita impotensi akibat masalah psikis, yaitu yang disebut Teknik pemusatan sensasi 3 tahap.

Teknik ini mendorong hubungan intim dan kehangatan emosional, yang lebih menitikberatkan kepada membangun sebuah hubungan:

  1. Tahap I : bercumbu, pasangan berkonsentrasi untuk menyenangkan satu sama lain tanpa menyentuh daerah kemaluan.
  2. Tahap II : pasangan mulai menyentuh daerah kemaluan atau daerah erotis lainnya, tetapi belum melakukan hubungan badan.
  3. Tahap III : melakukan hubungan badan.
Masing-masing mencapai kenyamanan pada setiap tahap keintiman sebelum berlanjut ke tahap selanjutnya. Jika teknik tersebut tidak berhasil, mungkin penderita perlu menjalani psikoterapi, hypnotherapy atau terapi perilaku seksual (sexual behavior therapy). Jika penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat anti depresi.

Sildenafil adalah obat yang bisa meningkatkanaliran darah ke penis. Obat ini diminum 30-60 menit sebelum melakukan hubungan seksual, hanya efektif jika disertai dengan gairah seksual. Tidak boleh diminum bersamaan dengan nitrat karena bisa menimbulkan efek samping yang serius.

Jika impotensi atau hilangnya gairah seksual terjadi akibat kadar testosteron yang rendah, penderita sebaiknya menjalani terapi sulih hormon. Testosteron disuntikkan setiap minggu atau diberikan dalam bentuk plester. Efek sampingnya adalah pembesaran prostat dan kelebihan sel darah merah yang bisa menyebabkan stroke.

Alat pengikat atau penghisap seringkali digunakan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi, tetapi alat ini tidak boleh digunakan oleh penderita gangguan perdarahan atau penderita yang mengkonsumsi obat antikoagulan. Alat pengikat (berupa tali atau cincin yang terbuat dari logam, karet atau kulit) dipasang di dasar penis untuk memperlambat aliran darah dari penis.

Alat penghisap (berupa kotak berongga dan pompa) dipasang pada penis. Tekanan hampa udara membantu pengaliran darah ke dalam arteri penis. Ketika penis ereksi, sebuah alat pengikat dipasang untuk mencegah pengaliran darah dari vena. Kombinasi kedua alat tersebut bisa mempertahankan ereksi selama 30 menit. Kadang alat pengikat menyebabkan masalah ketika ejakulasi, terutama jika diikat terlalu ketat. Demi kemanan, sebaiknya setelah 30 menit alat tersebut dilepaskan. Jika terlalu sering digunakan, alat penghisap bisa menimbulkan memar.

Impotensi juga bisa diobati dengan suntikan obat khusus yang dilakukan sendiri oleh penderita. Obat ini disuntikkan langsung ke dalam jaringan erektil pada penis (korpus kavernosa. Ereksi terjadi dalam waktu 5-10 menit setelah obat disuntikkan dan bisa bertahan selama 60 menit. Efek sampingnya adalah memar dan sakit. Selain itu, penyuntikkan juga bisa menyebabkan priapisme (ereksi yang menetap dan nyeri).

Jika impotensi tidak memberikan respon terhadap berbagai pengobatan di atas, bisa dilakukan pencangkokan penis atau digunakan prostese (penis buatan). Salah satu alat yang dicangkokkan berupa batang kekar yang dimasukkan ke dalam penis untuk menimbulkan ereksi yang menetap. Alat lainnya berupa balon yang dimasukkan ke dalam penis dan ditiup sebelum penderita melakukan hubungan seksual.

Masalah Kesehatan Akibat Banjir


Banjir rumah dan daerah industri menimbulkan resiko kesehatan melalui kontaminasi air bersih dan daerah pemukiman. Hal-hal yang berikut ini sebaiknya dipikirkan untuk mengurangi kemungkinan resiko kesehatan untuk orang yang terkena banjir.
Daftar ini tidak lengkap, tetapi mengemukakan hal-hal terpenting yang harus dipikirkan:
  • Identifikasi daerah 'bersih' dan 'terkontaminasi' di dalam dan di sekitar rumah dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit.
  • Air sumur dan air keran dapat dianggap terkontaminasi, dan sebaiknya tidak digunakan untuk konsumsi (bahkan bila dimasak) atau menyikat gigi. Air yang dikemas aman untuk diminum, contohnya Aqua.
  • Gunakan air yang dimasak (air matang) atau air yang dikemas untuk menyirami tangan setelah mencuci tangan dan sebelum memasak.
  • Anak-anak tidak boleh bermain di daerah banjir. Daerah ini terkontaminasi dan memerlukan dekontaminasi. Lantai dan dinding di dalam rumah sebaiknya dibersihkan dengan cairan disinfektant, contohnya Dettol.
  • Mainan-mainan seharusnya dicuci dengan disinfektant, boneka kain yang berpotensi menjadi sumber pertubuhan bakteri dan jamur perlu dibuang.
  • Kesehatan/kebersihan diri perlu dianggap dengan serius, dan W.C. serta bak mandi sering dibersihkan dengan disinfektant.
  • Banyak penyakit yang tersebar oleh air melalui kotoran yang tidak sengaja masuk ke dalam mulut, penyiapan makanan di daerah banjir, berkemungkinan besar menyebabkan siklus ini.
  • Makanan yang tersentuh oleh banjir tidak aman untuk dikonsumsi, dan sebaiknya dibuang.
  • Hindari konsumsi sayuran mentah/belum dimasak.
  • Tikus dan lalat sering membawa penyakit yang disebarkan air, simpanlah makanan diluar jangkauan kontaminasi dan tutuplah masakan sebelum disajikan.
  • Penyimpanan makanan yang sudah dimasak untuk jangka waktu yang lama sebaiknya dihindari kapanpun bisa.
  • Jangan memasukan tangan ke dalam sudut ruangan atau lemari yang gelap (tidak jelas isinya) karena mungkin merupakan tempat sembunyi binatang yang terkena stres dari banjir, seperti tikus, serangga dan binatang peliharaan.
  • Kalau sedang berjalan di dalam air banjir, pakailah sepatu yang bersol keras. Lubang-lubang baru dan sampah-sampah yang tertutup air banjir sebaiknya di antisipasi, untuk mencegah luka di kaki.


Penyakit dan Luka-luka yang Diasosiasikan Dengan Banjir

Air banjir mengandung bahan penyebab infeksi yang bisa menyebabkan beragam macam penyakit, terutama kulit dan pencernaan.
  • Tifus abdominalis (Typhoid fever)
  • Disenteri (Salmonella, Shigellosis, Campylobacter)
  • Hepatitis-A
  • Leptospirosis
  • Kolera
  • Penyakit dan infeksi kulit
  • Penyakit mata
  • Luka atau memar yang disebabkan barang tajam atau lubang dibawah air
  • Setruman listrik
  • Gigitan atau sengatan dari tikus atau serangga
  • Gigitan dari binatang peliharaan yang terkena stres
  • Infeksi saluran pernafasan
Luka apapun yang terletak di kulit sebaiknya diobati dan diperban. Lingkungan yang kotor dan basah dapat dengan gampang membuat luka terinfeksi, dan penyembuhan bertambah lama. Pengunaan sepatu bot karet untuk jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan infeksi jamur dan luka kaki. Dalam bulan pertama setelah banjir, kasus penyakit yang dibawa nyamuk cenderung bertambah, seperti Malaria and Demam Berdarah. Pembasmian nyamuk dan pencegahan gigitan nyamak penting sekali pada waktu itu.

Bersyukur itu Lebih Sehat

Memang benar ajaran para bijak, manusia harus selalu bersyukur atas segala hal yang telah kita dapatkan. Penelitian baru-baru ini menyimpulkan bahwa ungkapan rasa syukur memiliki efek positif yang mendalam terhadap kesehatan, suasana hati dan bahkan kelangsungan pernikahan.

Dalam satu kajian mengenai rasa syukur yang dilakukan oleh Robert A. Emmons, Ph.D. dari University of California-Davis dan rekannya Mike McCullough dari University of Miami, peserta secara acak diberi salah satu dari tiga tugas.

Setiap minggu, seluruh peserta diminta menulis sebuah jurnal singkat. Kelompok pertama diminta menuliskan secara singkat lima hal yang mereka syukuri atas hal-hal yang telah terjadi dalam seminggu terakhir.

Kelompok kedua menuliskan lima kesibukan sehari-hari dari minggu sebelumnya yang membuat kesal, dan kelompok netral diminta menulis lima peristiwa yang mempengaruhi, tapi tidak diharuskan pengalaman positif atau negatif.

Sepuluh minggu kemudian, peserta dalam kelompok bersyukur merasa kehidupannya lebih baik secara keseluruhan dan 25 persen lebih bahagia daripada kelompok yang kesal. Mereka lebih sedikit mengeluh tentang kesehatan dan melakukan olahraga rata-rata 1,5 jam lebih.

Dalam sebuah penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Emmons, peserta penelitian diminta menulis tentang hal-hal yang mereka syukuri setiap hari. Tidak mengherankan, praktek sehari-hari menyebabkan kenaikan rasa syukur yang lebih besar daripada menuliskannya dalam jurnal mingguan seeprti pada penelitian pertama.

Namun hasil menunjukkan manfaat lain. Peserta dalam kelompok syukur juga lebih banyak memberikan dukungan emosional atau bantuan terkait masalah pribadi kepada orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa melatih rasa syukur meningkatkan niat baik terhadap orang lain, atau bisa dikatakan, mendukung perilaku 'pro-sosial'.

Penelitian lain mengenai rasa syukur ini dilakukan pada orang dewasa yang memiliki penyakit neuromuskuler (penyakit yang menyerang otot dan syaraf), baik yang bawaan maupun baru terjadi ketika dewasa. Mayoritas peserta memiliki sindrom pasca polio (PPS).

Dibandingkan dengan mereka yang tidak menuliskan rasa syukur setiap malam, peserta dalam kelompok syukur melaporkan lebih banyak jam tidur malamnya dan merasa lebih segar saat bangun.

Kelompok syukur juga dilaporkan lebih puas dengan kehidupannya secara keseluruhan, merasa lebih optimis, dan merasa jauh lebih terhubung dengan orang lain daripada peserta dalam kelompok kontrol.

Perubahan positif tersebut nyata terlihat oleh orang lain juga. Pasangan peserta penelitian kelompok syukur melaporkan bahwa peserta penelitian tampaknya memiliki kesejahteraan subjektif lebih tinggi daripada pasangan peserta dalam kelompok kontrol.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa depresi berkorelasi terbalik dengan rasa syukur. Tampaknya orang yang lebih banyak bersyukur semakin sedikit depresinya.

Philip Watkins, psikolog klinis di Eastern Washington University, menemukan bahwa pasien depresi klinis menunjukkan rasa terima kasih yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol yang tidak mengalami depresi, yaitu hampir 50 persen lebih sedikit.

Dr. John Gottman dari University of Washington telah meneliti megenai pernikahan selama dua puluh tahun. Menurutnya, kesimpulan dari semua penelitiannya adalah bahwa jika pasangan tidak mampu mempertahankan tingginya perbandingan pertemuan yang positif dengan negatif (5:1 atau lebih besar), kemungkinan besar pernikahan akan berakhir.

Dengan akurasi 90 persen, Gottman mengatakan bahwa dengan pengamatan selama tiga menit saja, dia bisa memprediksi pernikahan yang cenderung berlangsung lama dan yang akan berakhir. Rumusnya adalah untuk setiap ekspresi negatif (seperti keluhan, mengerutkan kening, ekspresi kemarahan), diperlukan sekitar lima hal yang positif (seperti tersenyum, memuji, tawa, penghargaan, dan rasa syukur).