Gangguan Psikosomatis

Apabila Anda atau kerabat Anda mengalami hal ini: sakit pada suatu bagian tubuh yang berulang, sementara pada pemeriksaan fisik maupun penunjang (laboratorium klinis, radiologi dsb) tidak diketemukan adanya kelainan, besar kemungkinan yang Anda atau kerabat Anda alami adalah gangguan psikosomatis.

Psikosomatis berasal dari kata psycho (jiwa) dan soma (tubuh, jasad)yang merujuk kepada keterkaitan antara adanya ketidakberesan dalam keseimbangan jiwa dengan kemunculan gejala sakit yang dirasakan oleh tubuh. Sudah kita kenal istilah mens sana in corpore sano, bukan? Jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat. Ternyata juga berlaku sebaliknya, tubuh yang sehat dimiliki oleh jiwa yang juga sehat. Ini adalah masalah mind and body connection.

Psikosomatis merupakan salah satu gangguan kesehatan atau penyakit yang ditandai oleh bermacam-macam keluhan fisik. Berbagai keluhan tersebut acapkali berpindah-pindah. Sebagai contoh dalam waktu beberapa hari terjadi keluhan pada pencernaan, disusul gangguan pernafasan pada hari-hari berikutnya. Atau kadang keluhan tersebut menetap hanya pada satu sistem saja, misal hanya pada sistem pencernaan (gangguan lambung). Kondisi inilah yang seringkali menjadi sebab berpindah-pindahnya penderita dari satu dokter ke dokter yang lain ("doctor shopping"). Ada sebagian pasien yang kemudian jatuh pada perangkap medikalisasi, yakni upaya atau tindakan dengan berbagai teknik dan taktik, yang membuat mereka terkondisi dalam keadaan sakit dan memerlukan pemeriksaan maupun pengobatan.

Padahal gangguan psikosomatis ini sebenarnya justru disebabkan dan berkaitan erat dengan masalah psikis/psikososial. Alhasil, dapat terjadi gangguan fisik pada seluruh sistem di tubuh manusia mulai dari sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem pencernaan, kulit, saluran urogenital (saluran kencing) dan sebagainya.

GEJALA YANG TAMPAK

Manifestasi klinis psikosomatis yang banyak dijumpai di masyarakat berupa gejala sakit kepala, mudah pingsan, banyak berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pada lambung, diare, mudah gatal-gatal dan sebagainya dengan frekuensi yang berulang-ulang.

Dalam ilmu kedokteran jiwa (Psikiatri) kasus semacam ini seringkali ditemukan dengan ciri khas khusus. Yakni penderita merasa yakin bahwa gangguan-gangguan yang dialaminya merupakan rangkaian gejala penyakit tertentu. Penderita merasa kecewa karena meskipun telah melalui konsultasi dan mendapat pemeriksaan dokter ternyata secara medis/fisik tidak ditemukan suatu kelainan. Karena tidak puas, penderita cenderung mengambil inisiatif penyembuhan sendiri yaitu dengan sering berpindah-pindah dokter. Biasanya penderita penyakit psikosomatis menyangkal dan menolak untuk membahas serta mengutarakan problem atau konflik dalam kehidupan yang dialaminya ketika berhadapan dengan dokter. Meskipun sudah didapatkan gejala ansietas (kecemasan) dan depresi pada dirinya.

Keadaan ini tentu sangat merugikan bagi penderita, karena selain terganggu dengan keluhan yang dideritanya, biaya berobat dan biaya pemeriksaan-pemeriksan penunjang lain yang biasanya termasuk dalam rangkaian pengobatan dapat melonjak sangat tinggi. Bahkan secara signifikan hasil penelitian dalam kurun waktu terakhir menunjukkan bahwa hampir 80 % pasien yang datang berobat adalah penderita kasus psikosomatis. Ironisnya, jumlah ini kian bertambah sejalan dengan membengkaknya biaya hidup di segala sektor. Tentunya kita akan berada dalam kondisi yang lebih baik apabila kasus psikosomatis ini dapat ditangani dengan lebih tepat.

Dalam pengertian awam istilah stres sering disalahartikan sebagai suatu penyakit atau gejala yang berhubungan dengan masalah psikis/kejiwaan. Padahal, makna stres itu sendiri-- jika ditinjau dari sudut ilmu kedokteran dan psikologi - adalah respon normal tubuh yang bersifat adaptif terhadap perubahan di lingkungan atau luar tubuh, sebagai stresor, yang menimbulkan perubahan atau mekanisme pertahanan tubuh. Respon tubuh terhadap stresor atau penyebab stres dapat berupa perubahan fisik atau emosi.

Ditinjau dari ilmu Kedokteran dan Psikologi, gejala psikosomatis, menurut awam sering disebut stres, muncul ketika tubuh sudah tidak dapat lagi mengatasi stresor. Peristiwa ini sering juga disebut sebagai Kondisi Distress. Pada tahap inilah biasanya penderita psikosomatis datang ke dokter dengan gejala-gejala sebagaimana disebut di awal tulisan ini.

CARA PENANGANAN

Perkembangan dalam terapi ilmu kedokteran dewasa ini-- sesuai dengan definisi WHO tahun 1994 tentang "konsep sehat"-- adalah sehat secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual, maka terapi pun seyogyanya dilakukan secara holistik. Maksudnya, tidak hanya gejala fisik saja yang ditangani tetapi pemeriksaan pada faktor-faktor psikis yang biasanya sangat mendominasi penderita psikosomatis pun menjadi prioritas. Seorang dokter seyogyanya mampu menyakinkan dan menenangkan penderita penyakit psikosomatis ini sehingga mereka tidak terlalu memikirkan kondisi penyakitnya. Berempati dalam mendengarkan segala keluhan penderita yang berkaitan dengan masalah kehidupan yang dihadapinya sebagai salah satu cara terapi (ventilasi) juga menjadi salah satu tugas dokter dalam menangani penyakit ini. Dengan demikian penderita akan lebih merasa tenang.

Berikutnya adalah re-edukasi dan re-assurance. Ini dimaksudkan untuk meyakinkan dan menjamin penderita bahwa segala masalah yang dihadapi dapat diatasi. Biasanya pada tahap ini peran dokter/psikiater atau rohaniwan sangat membantu.

Selanjutnya berupa anjuran untuk memperbaiki kondisi lingkungan dalam keluarga, sosial ekonomi, dan juga di lingkungan pekerjaannya. Sebab, tidak jarang penyebab masalah psikis adalah orang-orang terdekat di sekitar penderita.

Karena itu, masyarakat wajib memahami sungguh-sungguh masalah psikosomatis ini. Lebih-lebih para praktisi medis. Mereka harus lebih proaktif dan bertindak profesional sehingga masyarakat/pasien tidak (di)-jatuh-(kan) pada pemaksaan terselubung alias medikalisasi.

Karena jelas bahwa psikosomatik adalah masalah gangguan berdasarkan mind and body connection, maka penanganannya harus holistik (terpadu). Hipnoterapi diharapkan mampu menjembatani hubungan antara penyebab psikis di bawah sadar dengan manifestasi klinis pada tubuh.

Apabila ada di antara Anda atau kerabat Anda yang memiliki masalah gangguan psikosomatis / psychosomatic dysorder, mengunjungi dokter yang memahami hipnoterapi adalah keputusan yang tepat.

13 komentar:

  1. Alhamdulillah saya menemukan blog pak hasto.
    kontennya sungguh membantu saya...
    dok saya mau tanya, sdh 2 thn saya mengidap GERD. persis yg dokter bilang saya sudah 2 thn pindah2 dokter. dari dokter terakhir didiagnosa psikosomatis. metoda pengobatan dr tsb selain dengan obat juga dengan hypnosis. karna sudah 6 bln berobat belum ada tanda perbaikan, dan saya merasa kurang puas, saya konsul ke psikiater, dan merekomendasikan saya segera menyelesaikan masalah yg ada 1 per 1. merasa tau puas juga akhirnya saya ikut belajar hypnosis (baru 1 bln).
    yg sedang saya lakukan berusaha menggali masalah2, kekecewaan, ketakutan dan rasa bersalah yg sudah bertahun saya alami. mencoba ikhlas sambil terus self hypnosis.
    cuma efeknya di 1 bulan ini saya turun berat bada 4 kg, saat ini berat badan saya 40 kg sama dengan umur saya 40 th.
    dan saya masih merasa cepat cape, tdk bersemangat.
    saya belajar dan terapi bukan ke dokter/psikiater, soalnya belum tau di bandung ada dimana... :)
    apakah saya harus tetap konsul paralel dengan psikiater atau dokter penyakit dalam ?
    saat ini saya menghentikan obat dari dr (utk asam lambung ataupun obat penenang dari psikiater)
    mohon masukannya...

    BalasHapus
  2. alhamdulillah ketemu blog ini...dok, saya blm periksa secara resmi ke dokter, karena bingung juga mau datang kemana...
    tetapi dari gejalanya kata rekan saya yg di psikologi saya kena psikosomatis. saya sering sekali jatuh sakit tiap ada masalah. biasanya demam,pusing,gangguan pencernaan dan sesak napas disertai sakit di bagian dada. awalnya saya ga tahu.tapi karena akhir2 ini tiap bertengkar dengan pasangan atau saya memendam perasaan sedih, marah, rindu, atau kecewa, saya selalu jatuh sakit.
    apa benar ini gejala psikosomatis dok?
    mohon tanggapannya. terima kasih...

    BalasHapus
  3. akhirnya dapat juga artikel bagus tentang psikosomatis. Makasih ya,,,

    BalasHapus
  4. Menarik sekali nih tentang psikosomatis....
    psikosomatis juga bisa diatasi dengan terapi musik

    BalasHapus
  5. saya jualan melia propolis, tersedia 1 paket (7botol), 1 botol harga 100rb gan..
    propolis dapat menyembuhkan:
    + batuk/asma/bronkitis
    + sinusitis/flu/demam/sakit kepala
    + luka bakar, bengkak
    + infeksi kulit, telinga, gigi, gusi, jerawat/bisul
    + infeksi vagina, herpes
    + penyakit kulit & jamur
    + kanker/tumor
    + jantung, ginjal, hati, diabetes, hepatitis
    + darah tinggi/darah rendah
    + asam urat/rematik
    + gangguan pencernaan/maag
    minat. cp: 085743039615 LOKASI JOGJA

    semoga berkah

    BalasHapus
  6. masih sangat susah menjelaskan penyakit ini kepada orang banyak,, banyak belum paham,,, masyarakat indonesia masih terlalu percaya dengan hal berbau mistis, jadi apa yang terasa agak aneh dihubungkan dengan mistis, tidak taunya itu adalah penyakit yang terjadi akibat pikirannya sendiri

    BalasHapus
  7. Terimakasih blog ini mengispirasi.saya sudah 5 bulan mengalami gangguan psikosomatis krn suatu kegagalan hubungan Dan tertipu oleh pasangan.saya sudah berobat kemana mana namun belum ada perubahan signifikan.gejalanya saya sering pings an sesak nafas Dan gangguan pencernaan.smpai saat ini saya belum sembuh betul Dan kadang2 sering menangis tanpa sebab

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo skarang kondisi mbak gmana? Kebetulan sekilas masalahnya hampir sama dengan saya...

      Hapus
  8. Aku ingin sembuh.. 2 bulan yg lalu aku kena gerd sampe sekarang. Masalah lambung udah oke tp psikis masih blum bisa aku handle. Apa aku harus ke SpKj????

    BalasHapus
  9. Apotek Munggu Farma.
    Menyediakan obat, suplemen atau makanan kesehatan terlengkap di Gresik.
    Alamat : Jalan Raya Munggugiyanti 30 A, Benjeng, Gresik
    CP Udin : 085732773617

    BalasHapus
  10. Pendekatan yg bisa digunakan untuk mengatasi gangguan psikosomatik adalah denga pendekatan psikis (holistic) melalui terapi hipnoterapi dan pendekatan fisik melalui suplemen (A POWDER).
    Hipnoterapi bertugas memotivasi klien untuk kembali pada kualitas kepercayaan dirinya kembali sehingga berimbas pada keseimbangan holistic.
    A POWDER bertugas sebagai stimulator yang berfungai sebagai tonikum yang menguatkan lambung..konsultasi 085316281711

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah nemu pencerahan. Maka sih banyak buat artikelnya 🙏

    BalasHapus